slidegossip.com - Sosok psikolog anak Kak Seto memang sering jadi perbincangan gara-gara penampilannya yang selalu awet muda, hingga potongan dan gaya rambutnya yang konsisten. Namun siapa sangka di sisi lain, dalam menjalani kehidupannya Kak Seto pernah mengalami masa-masa pahit.
Seperti dilansir dari hot.detik.com (13/12/2020), Kak Seto mengaku pernah merasakan jadi gelandangan dan hidup sebagai pemulung selama tujuh bulan. Hal itu diakuinya saat menjadi bintang tamu di acara 'Deddy's Corner', yang tayang di Trans TV.
"Saya kan pernah tujuh bulan jadi gelandang, jadi pemulung, di sampah tidur di tujuh bulan itu tidur di emperan tempat sampah pasar. Ya tujuh bulan," ungkap Kak Seto.
Selain itu, Kak Seto juga pernah bekerja kasar menjadi kuli panggul di pasar yang kerap mengangkat beban lebih dari 50 kilogram. Bahkan Kak Seto juga pernah menjadi pembantu rumah tangga.
"Kemudian jadi tukang batu kuli pasar, otot-otot ini luar biasa ngangkat 50 kilo ke atas. Terus tujuh tahun saya jadi pembantu rumah tangga yang kerja dari setengah lima sampai jam 11 malem," urainya.
Namun meski begitu, Kak Seto tetap berusaha bersyukur dengan pekerjaannya. Sehingga hal itu tak menjadi beban di dalam hidupnya saat itu. "Tapi ya itu, saya merasa hati yang penuh rasa syukur, selalu berpikir positif, selalu senyum, itu yang akhirnya apa ya membuat nggak ada beban gitu loh," katanya.
Di sisi lain, Kak Seto juga menguak kisah mengapa dirinya menjadi seperti itu. Hal tersebut ternyata lantaran dirinya malu sudah berkali-kali ditolak di universitas kedokteran. Kala itu saudara kembar Kak Seto memang diterima di universitas kedokteran favorit. Namun sayangnya ia justru tak pernah masuk universitas kedokteran.
"Ya saya lulus SMA kan saya gara-gara kembar, kan. Saudara saya diterima di kedokteran, saya nggak. Dari kecil kan selalu kalau nggak dokter, kan insinyur, kakak saya yang nomor satu insinyur. Kita masuk ke kedokteran dia diterima, saya nggak di universitas Airlangga Surabaya," bebernya.
"Aduh saya down sekali. Saya coba masuk fakultas kedokteran UI, UNDIP, dan UGM nggak diterima juga. Akhirnya sampai malu karana dibandingkan sama si kembar, kan ya," lanjutnya.
Sehingga saat itu Kak Seto pun nekat minggat ke Jakarta tanpa ada teman atau saudara di ibukota ini. "Akhirnya saya minggat dari rumah, saya ke Jakarta saya pikir gampang cari kerjaan di Jakarta. Nggak punya teman, nggak punya saudara, ya sudah akhirnya menggelandang selama sekitar 7 bulan," pungkasnya.
0 Comments
