slidegossip.com - Baru-baru ini beredar sebuah video amatir yang berisi pesan ancaman kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati Soekarnoputri. Video tersebut viral di media sosial dan salah satunya diunggah oleh akun Twitter @olietamami pada Jumat, 18 Desember 2020.
Seperti dilansir dari pikiran-rakyat.com (18/12/2020), video tersebut memperlihatkan tiga bocah yang memakai baju Muslim dan membawa pedang samurai atau yang dinamakan 'katana'. Dalam video itu, ketiga anak tersebut meminta agar Jokowi dan Megawati jangan sombong karena Indonesia memiliki ulama.
"Indonesia punya para ulama hei, jangan sombong sama pangkat," ucap ketiga bocah tersebut dalam video yang beredar.
Mereka punya alasan meminta Jokowi dan Megawati untuk tidak sombong karena di atas kedua orang tersebut masih ada Allah. "Hei Jokowi jangan sombong sama pangkat, hei Megawati jangan sombong sama pangkat dan jabatanmu, di atas kalian ada Allah," tutur mereka.
Ketiga anak itu juga meminta Jokowi agar tidak sombong karena menurut mereka Jokowi saat ini memusuhi para ulama. "Jokowi di akhirat dipites kayak kutu sama Allah. Jangan mentang-mentang jadi Jokowi, petantang-petenteng, mobil marisnyanya doang eh mau musuhin para ulama," ucap mereka.
Kolom komentar unggahan video tersebut pun langsung dibanjiri oleh para netizen yang meminta ketiga anak itu mendapat perhatian khusus dari Seto Mulyadi serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
"Sampai anak kecil dicuci otaknya untuk memusuhi presiden. Ka Seto mendatangi anak MRS di petamburan krn ingin memberi pendampingan. Semoga Ka Seto juga bersedia mendatangi anak-anak ini dan anak-anak di Sigi. KPAI anak-anak ini butuh sentuhan, bukan ajaran kebencian," ujar seorang netizen.
"Hai, apa kabar KPAI dan apa kabar pula Komnas anak, ini loh ada anak-anak yang dididik kebencian, kurang ajar, dan melecehkan kepala negara? Apa kak Seto dan pak Sirait tidak tergerak untuk kunjungi mereka dan lakukan pembinaan serta perlindungan?," sahut yang lainnya.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto menyambangi kediaman Habib Rizieq di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk memberikan pendampingan psikis kepada cucu Habib Rizieq.
Kedatangan Kak Seto saat itu disambut hangat oleh menantu Habib Rizieq, Hanif Alatas. "Kemudian di mobil Habib Rizieq itu, ada, mana puteri Habib Rizieq? Putri Habib Rizieq ada dua yang masih umur 16 dan 14," ujar Habib Hanif Alatas.
"Oh ya, masih remaja ya?," tanya kak Seto dalam perbincangan mereka. "Yang paling kecil, yang keenam dan ketujuh," jelas Habib Hanif pada kak Seto. "Owh...." sahut kak Seto.
"Nah, itu, di mobil Habib Rizieq ada dua anak, Hasanah, Mariam, sama ini nih, cucu ini," tunjuk Habib Hanif pada anak perempuan di hadapannya. "Nah, kemudian di mobil Haji Hakim, nih bunda, istrinya Haji Hakim, nah di mobil bunda ini ada anak kecil ini, putrinya Haji Hakim. Namanya Oca, umur berapa Oca? Enam tahun... Kemudian, A Budi, A Budi berapa tahun? Dua belas tahun, dan putrinya Haji, berapa? Enam belas tahun, itu di mobil Haji Hakim," sambung Habib Hanif.
"Kemudian di mobil saya, anak kecilnya ada ini, Said, cucu Habib Rizieq yang paling besar, kemudian anak saya, Abu Bakar, kemudian ada Agin yang paling kecil. Kemudian di mobil Habib Alwi anaknya ada si kembar, Hasan Husein. Saya, istri, anak kembar dua, sama baby sitter 2," sahut Habib Alwi menjelaskan.
"Kemudian sisanya, belakang, mobil laskar. Jadi kita yang namanya mau jalan keluarga, beliau kan mau istirahat, ya bawa anak cucu semua, bahkan sampai kerabat ikut menemani, sahabat mereka pun dibawa anak-anaknya," jelas Habib Hanif.
Kak Seto mengaku kaget bahwa ternyata dalam insiden penembakan enam laskar FPI kemarin, ternyata terdapat anak-anak dan bayi. "Kami dari LPAI, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, yang dulu pernah bernama Komnas Perlindungan Anak, tapi sekarang kembali ke nama lama, LPAI, dan kami memang sempat terkejut mendengar berita ini, di mana dalam suasana yang penuh keriuhan itu, di jalan tol KM 50 itu, ternyata ada anak-anak dan bayi," ujar Kak Seto.
"Kalau tidak salah ada dua belas anak dan bayi. Jadi, kami merasa sangat terpanggil untuk melihat kondisi dari anak-anak, bagaimana keadaannya," sambungnya.
"Artinya kan sering terjadi suatu pengalaman traumatik yang tertunda, jadi saat itu mungkin kelihatan biasa, tapi beberapa saat kemudian, nah itu baru muncul," ucap Kak Seto perihal kondisi psikis anak-anak yang baru saja ditemuinya.