slidegossip.com - Kasus perkosaan yang memilukan dialami oleh seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Buleleng. Aparat Satreskrim Polres Buleleng akhirnya berhasil menangkap 10 orang sebagai tersangka. Tindakan asusila para pelaku itu bermula saat korban kehabisan bensin.
Seperti dilansir dari tribunnews.com (30/10/2020), mirisnya, ternyata pacar korban sendiri yang menjadi pelaku pertama tindakan amoral tersebut. Dari 10 pemuda yang ditetapkan sebagai tersangka, tujuh di antaranya merupakan anak yang masih di bawah umur.
Kapolres Buleleng, AKBP Made Sinar Subawa ditemui Jumat (30/10/2020) mengatakan, penetapan tersangka dilakukan oleh pihaknya sejak Senin (26/10/2020) lalu. Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, ternyata hanya tiga orang pelaku yang bisa ditahan, yakni Kadek Arya Gunawan alias Berit (22) asal Lingkungan Penarungan, Kecamatan Buleleng, Putu Rudi Ariawan (19) alias Rudi asal Lingkungan Penarungan dan Gede Putra Ariawan alias Wawan (19) asal Desa Alasanger, Kecanatan Buleleng.
Sedangkan tujuh tersangka lainnya masing-masing berinisial KD, KJ, T, GP, GA, E dan S tidak dilakukan penahanan karena masih dibawah umur. "Yang masih dibawah umur ini rata-rata berusia 15 sampai 17 tahun. Meski dibawah umur mereka tetap diproses hukum, namun penanganannya pasti sedikit berbeda dengan peradilan umum. Melihat ancaman hukumannya di atas tujuh tahun, kami tidak bisa lakukan diversi," terangnya.
AKBP Sinar juga menjelaskan kronologi kasus pemerkosaan yang menimpa siswi malang tersebut. Kasus tersebut awalnya terjadi pada Minggu (11/10/2020) malam. Korban saat itu keluar dari rumah dengan mengendarai sepeda motor dengan alasan ingin mengerjakan PR di rumah temannya.
Namun, di tengah perjalanan, motor yang dikendarainya tiba-tiba mati akibat kehabisan bensin. Korban kemudian menghubungi pacarnya yang berinisial KD, dan meminta tolong agar dibelikan bensin. Bukannya datang membawa bensin, KD justru mengajak korban ke rumah temannya berinisial KJ, yang terletak di Lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng.
Di sana, KD kemudian melakukan aksi bejatnya memperkosa pacarnya sendiri bersama dua orang temannya bernama Berit dan Rudi, secara bergilir. Kejadian tersebut berlangsung pada pukul 23.00 Wita.
Usai memperkosa korban, para pelaku kemudian melarang korban untuk pulang. Mereka meminta korban yang diketahui memiliki keterbelakangan mental itu untuk menginap di rumah KJ. Hingga keesokan harinya, tepatnya pada Senin (12/10/2020) pukul 05.00 Wita, korban kembali diperkosa. Kali ini dilakukan oleh sang pemilik rumah, KJ.
Usai diperkosa KJ, datang lagi dua orang pria berinisial T, dan satunya lagi tidak diketahui identitasnya, yang juga memaksa korban untuk melakukan hubungan intim. Sehingga sejak Minggu malam sampai Senin pagi, korban tercatat diperkosa sebanyak empat kali, dengan jumlah pelaku sebanyak enam orang.
Usai diperkosa di rumah KJ, pada Senin sore, korban kemudian dibawa lagi oleh tersangka Berit, Rudi dan KJ ke Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng. Ketiga pelaku awalnya berdalih kalau motor milik korban sedang diperbaiki di sebuah bengkel yang ada di Desa Alsangker.
Setibanya di desa tersebut, ketiga pelaku malah mengenalkan korban kepada tersangka Wawan dan GA. Malangnya, oleh tersangka GA, korban diperkosa di semak-semak, sedangkan Wawan memperkosa korban di rumahnya.
Wawan kemudian mengajak korban ke sebuah bengkel. Di bengkel itu, korban diperkosa lagi oleh seorang pria yang tidak diketahui identitasnya di bengkel tersebut. Setelah diperkosa di bengkel, korban dihubungi oleh temannya berinisial E, dan minta untuk dijemput di sebuah tempat.
Setelah dijemput, E malah membawa korban ke sebuah rumah, hingga korban diperkosa lagi. "Selama pergi dari rumah, keluarga korban sudah berusaha melakukan pencarian. Hingga akhirnya korban berhasil ditemukan oleh orangtuanya pada hari Selasa (13/10/2020)) di Desa Alasangker. Korban kemudian diajak pulang, dan akhirnya menyampaikan ke orangtuanya bahwa ia telah dirudapaksa oleh sejumlah pria," terang AKBP Sinar.
AKBP Sinar menjelaskan bahwa antara pelaku satu dan pelaku lainnya tidak saling kenal. "Pelaku satu dan pelaku lain tidak saling kenal. Mungkin saat pelaku satu melakukan rudapaksa, ada yang melihat, sehingga ikut merudapaksa korban. Ada juga dengan modus ingin membantu mengantarkan korban pulang ke rumah. Namun korban malah diajak ke TKP lain untuk dirudapaksa," jelas AKPB Sinar.
Sementara itu, terkait kondisi korban, AKBP Sinar menyebut hingga saat ini korban masih dalam kondisi trauma dan masih diberikan pendampingan oleh psikolog. "Hasil visum nanti akan kami buka. Yang penting penyidik sekarang sudah yakin bahwa dari hasil penyelidikan dan penyidikan, ada 10 orang tersangka yang terlibat atas kasus rudapaksa itu," ujarnya.
"Kasus ini akan kami tangani secara profesional, karena ini tindakan yang sangat keji, dan mencoreng generasi muda. Saya juga berharap orangtua betul-betul melakukan pengawasan terhadap anaknya, agar tidak terjadi perbuatan tercela seperti ini," pungkasnya.