slidegossip.com - Wawancara kursi kosong Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang dilakukan oleh Najwa Shihab belum lama ini rupanya jadi berbuntut panjang. Najwa Shihab malah dilaporkan ke polisi oleh tim Relawan Jokowi Bersatu.
Seperti yang sempat viral di media sosial, Najwa Shihab sontak menjadi sorotan lantaran mewawancarai kursi kosong saat membawakan programnya dan menanyakan di mana sebenarnya Menkes Terawan berada.
Meski sudah berkali-kali diundang, Menkes Terawan tak kunjung hadir. Padahal di awal pandemi covid-19 yang melanda Indonesia, Menkes Terawan sering kali muncul ke publik. Namun kini saat virus corona semakin menyebar dan memakan banyak korban di tanah air, Menkes Terawan justru tak terlihat batang hidungnya.
Sayangnya, keberanian Najwa Shihab mewawancai kursi kosong yang sangat diapresiasi oleh rakyat itu malah berujung dirinya dipolisikan. Meski begitu, seperti terlihat dalam postingannya di akun Instagram @najwashihab (6/10/2020), jurnalis kondang itu memberikan jawabannya yang cerdas dan berani.
Najwa Shihab mengaku baru mengetahui soal pelaporan tersebut dari rekan-rekan media. "Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers. Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu," ujar Najwa Shihab tegas.
"Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi. Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun. Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja. Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi," lanjutnya.
Menurut Najwa, pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan dalam tayangan kursi kosong itu juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa. "Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu 'mengembangkan pendapat umum' dan 'melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum'," tegas Najwa.
Najwa Shihab pun melanjutkan jawabannya dengan memberikan penjelasan yang mungkin bisa bikin pelapornya malu dan bungkam. "Sependek ingatan saya, treatment 'kursi kosong' ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang," jelasnya.
"Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word. Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC. Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya," pungkas Najwa Shihab.