slidegossip.com - Seorang sopir angkot bernama Suherman nekat mengaku sebagai staf Human Resource Department (HRD). Aksi bejatnya, membuat 11 orang wanita pencari kerja kena tipu.
Seperti dilansir dari tribunnews.com (4/8/2020), bahkan empat orang korban sempat diperkosa oleh Suherman. Lokasi pemerkosaan dilakukan di beberapa tempat.
"Empat korban itu saya setubuhi, ada di kosan teman dan ada di kebun masyarakat," ungkap pria berusia 24 tahun itu kepada Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Marzuki.
Suherman mengaku sudah melakukan kejahatannya sejak Februari 2020 hingga akhirnya ditangkap Satuan Reserse Kriminal Polres Cimahi pada 30 Juli 2020. Meskipun tidak sempat diperkosa oleh pelaku, tujuh korban lainnya sudah memberikan foto dalam keadaan tidak berbusana.
Alasan pelaku meminta foto tersebut ialah untuk keperluan tes keperawanan. "Dari sebelas perempuan tersebut, saya meminta uang mulai dari Rp 500 ribu, Rp 1 juta, hingga ada yang Rp 1.500.000. Hasilnya, saya beli emas dan ponsel," katanya.
Suherman mengaku, bahwa aksi penipuan dengan modus lowongan pekerjaan yang berujung pada aksi pemerkosaan itu dipelajarinya melalui Facebook. Saat berkomunikasi di Facebook, pelaku menggunakan foto profil perempuan. Setelah korban didapat, maka berlanjut pada bertukar nomor telepon dan berkomunikasi via Whatsapp.
Kesehariannya, Suherman bekerja sebagai sopir angkot. Menurut polisi, saat ditangkap tersangka memang lihai dalam berkomunikasi. Saat menjalankan aksinya, tersangka memiliki dua peran, yaitu sebagai HRD untuk meminta administrasi berupa uang dan merangkap sebagai tim kesehatan untuk modus cek keperawanan.
Kapolres Cimahi, AKBP M Yoris Marzuki menjelaskan, dari 11 korban tersebut, sudah ada 5 korban yang mendatangi Mapolres Cimahi untuk membuat laporan kepolisian. Dari tangan pelaku, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti ponsel, emas, kartu SIM ponsel, bukti transaksi, dan rekaman (screen shoot) percakapan pelaku dan korban.
Rekaman percakapan yang ditunjukkan oleh Kasat Reskrim Polres Cimahi AKP Yohannes Sigiro, diketahui bahwa pelaku juga berperan sebagai seorang wanita yang meminta korban untuk foto tanpa busana untuk keperluan cek fisik.
Dari percakapan tersebut, sempat ada keraguan dan pertanyaan dari korban karena diminta foto tanpa busana. Namun Suherman berusaha meyakinkan korban bahwa foto tersebut tidak akan disebarluaskan. Korban juga menanyakan alasan pelaku mengapa foto itu harus dikirim via WA, namun pelaku beralasan memang harus via WA.