slidegossip.com - Lama tak muncul di layar TV, Ustad kondang Riza Muhammad mendadak jadi sorotan gara-gara curahan hatinya di depan kamera. Kabar kurang mengenakkan memang datang dari suami artis cantik Indri Giana itu. Seperti diketahui, di masa pandemi covid-19 memang banyak orang-orang yang harus dirumahkan dan tidak bekerja.
Seperti dilansir dari grid.id (20/8/2020), kesulitan ekonomi tidak hanya dirasakan masyarat umum, tapi juga selebritis tanah air. Salah satunya Ustad Riza Muhammad. Sang Ustad mendadak didatangi oleh petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Bukan tanpa alasan, Ustad Riza Muhammad disebut telat membayar tagihan hingga berujung pada pemutusan listrik. Sambil menangis dan mengaku malu, Ustad Riza Muhammad pun mencurahkan isi hatinya. Hal itu diketahui dari unggahan di kanal Youtube Net Entertainment News yang pada Kamis (06/08/2020).
Dalam unggahan itu, Ustad Riza menunjukkan kertas peringatan dan pemutusan listrik dari PLN. Ia mengaku tak terima lantaran merasa diancam oleh pihak PLN. Padahal, bila PLN datang baik-baik dan memberikan waktu, ia mengaku akan membayar.
Tak hanya itu, Ustad Riza juga curhat tentang kondisi di masa pandemi covid-19 yang membuat pekerjannya datang tak menentu. "Saya tidak pernah ngadat dalam bayar PLN, jadi setiap beberapa hari sekali saya pasti terima surat peringatan plus pemutusan. Bayangkan, covid-19, situasi kerja nggak nentu di mana masyarakat betul-betul menerima kebijakan," ungkapnya.
"Berapa kali petugas datang dengan kata-kata, bila hari ini tidak bayar maka akan diputus, itu ancaman bagi saya. Kalau memang mereka datang untuk kasih waktu dan peringatan, pasti kita terima, karena pasti kita akan membayar. Kalimat-kalimat kalau tidak bayar akan diputus itu menurut saya nggak bijak ya, karena setiap masyarakat punya hak," lanjut Ustad Riza.
Mengetahui hal itu, petugas PLN yang duduk di sebelahnya pun angkat bicara. Ia mengaku sudah melakukan tugasnya sesuai aturan dari perusahaan. "Ketika, pelanggan tidak melakukan pembayaraan sampai masa waktu pembayaran di aturan kami jelas. Selain kena denda keterlambatan itu PLN dari pihak pertama sudah berhak melakukan pemutusan sementara sampai pelanggan membayar," jelas petugas PLN.
Sementara itu, istri dari Ustad Riza, Indri Giana mengaku takut bila terjadi pemutusan. Ia lantas membayar tagihan Rp 5 juta rupiah itu meski harus mengais-ngais ke kerabat. "Jadi saya akan bayar ya mas hari ini, entah uang dari mana, yang jelas kita lunasi hari ini, nanti ke depannya kita nggak akan telat lagi," ujar Indri.
Mengetahui kejadian tersebut, Ustad Riza pun sampai menangis lantaran merasa dibuat malu. "Saya nggak tahu hikmah di balik semua ini apa, saya malu banget saya malu banget. Saya belum pernah yang seperti ini, saya belum pernah yang nggak bayar listrik tu nggak pernah," terangnya.
Saking kesalnya, Ustad Riza pun sampai nekat meminta PLN untuk memutus listriknya apabila ia telat membayar. "Makanya selanjutnya kalau mau diputus di putus ajalah, dari pada ditagih seperti saya punya utang berbulan-bulan nggak bayar, padahal baru baru telat beberapa hari aja," lanjutnya.
Ustad Riza Muhammad pun mengeluhkan cara penagihan listrik di rumahnya, daerah Pengasinan, Sawangan, Depok. Para penagih datang bergerombol ke rumahnya minimal empat orang dan puncaknya sepuluh orang dalam lima hari sejak 21 Juli 2020.
"Ada petugas PLN dan ada mitra PLN dengan cara penagihannya kayak debt collector. Saya enggak tahu sejak kapan regulasi mendatangi rumah pelanggan dengan cara bergerombol. Pada kedatangan ketiga, mereka membawa surat dari PLN pada 25 Juli 2020 yang mengatakan kalau tidak dibayar hari itu juga listrik langsung diputus," ujarnya.
Ustad Riza mengakui tak bisa membayar segera lantaran alokasi dana sebagian dialihkan untuk membayar asisten rumah tangganya. "Tapi mereka enggak mau menoleransi. Kami syok, kok PLN begini, di mana toleransi kemanusiaan di masa pandemi begini," katanya.
Ia semakin keberatan dengan cara datang bergerombol itu yang tidak mengenal waktu. Saat itu, di rumahnya sedang dilakukan syuting menjelang Idul Adha. "Waktu datang sepuluh orang, tetangga bingung ada apa, kru bingung juga, lalu mereka bilang di depan tamu-tamu saya listrik akan diputus malam itu juga kalau enggak bayar," ucapnya.
Awalnya, Ustad Riza meminta toleransi beberapa hari hingga mendapatkan dana uantuk membayarnya. Tapi para petugas PLN dan 'mitra'nya itu tetap ngotot harus dibayarkan saat itu. "Saya bilang, ya sudah cabut-cabut saja tapi tolong tiang listrik yang masuk ke pekarangan rumah saya dicabut sekalian. Mereka menempati tanah saya yang sah," tegasnya.
Namun karena panik, istrinya, Indri Giana sampai mencari pinjaman ke sana ke mari hari itu. "Diam-diam istri saya cari pinjaman di kerabatnya," katanya.
Ustad Riza menuturkan, penagihan dengan cara bergerombol itu sudah dua kali ini dilakukan sejak dua bulan lalu. Pada bulan lalu, rumahnya didatangi saat pulang kampung di Bali. "Sekarang mereka datang sepuluh orang, saya keberatan di situ, kayak enggak punya adab bertamu," ujarnya.
Menurutnya, selama empat tahun ia tinggal di Pengasinan, Sawangan, baru kali itu ia berhadapan langsung dengan penagih tunggakan PLN. "Setelah kasus saya, tetangga pada cerita, yang beginian tidak hanya menimpa saya," pungkasnya.