slidegossip.com - Sejak beberapa bulan lalu, Persaudaraan Alumni atau PA 212 yang dulu selalu memberikan dukungannya untuk Prabowo Subianto, kini memastikan tak sudi lagi mendukung Prabowo pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Seolah kacang lupa kulitnya, terkait hal itu, Gerindra buka suara dan malah menyarankan kelompok tersebut agar membuat partai sendiri.
Prabowo Subianto (hoops.id)
Seperti dilansir dari suara.com (10/8/2020), sebelumnya, Ketua Umum PA 212, Slamet Ma’arif mengatakan bahwa saat ini sudah tak ada lagi sinergitas antara pihaknya dengan Prabowo Subianto. Sebab menurutnya, Indonesia lebih membutuhkan pemimpin muda dengan gagasan baru yang lebih segar.
"Bagi kami, Prabowo sudah selesai. Masih banyak kader muda yang layak pimpin negara ini ke depan. 2024 saatnya yang muda yang berkarya," ujngkap Slamet Ma'arif kepada wartawan, Senin 10 Agustus 2020.
Bukan cuma itu, Slamet malah sampai menyebut nama-nama yang menurut pihaknya lebih potensial untuk memimpin negeri ini. Misalnya seperti Anies Baswedan, Ustad Abdul Somad atau UAS, hingga Habib Rizieq Shihab.
Menanggapi hal tersebut, Waketum DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco menilai, apa yang disampaikan Slamet Ma'arif hanya sekadar pendapat, alias tak berdampak apa pun kepada pihaknya. Bahkan, jika PA 212 hendak membuat partai sendiri, ia pun mempersilakan.
"Pendapat itu boleh-boleh saja, tetapi kita Gerindra punya mekanisme sendiri dan mekanisme itu diatur sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai Gerindra," ujar Dasco. "Tapi kalau Pak Slamet Ma'arif mengatakan Pak Prabowo sudah selesai, mungkin berbeda pendapat dengan kader Partai Gerindra. Kami juga menghargai apabila kemudian Pak Slamet Ma'arif berpikir untuk membuat partai sendiri," tambahnya.
Sebenarnya, menurut Slamet, PA 212 masih berada di pihak Gerindra, asalkan partai berlambang garuda itu mengusung kandidat lain selain Prabowo dalam Pilpres 2024 mendatang. Sebab, ada banyak sosok muda yang lebih potensial ketimbang Prabowo Subianto.
Memaknai hal tersebut, Dasco merasa kalau PA 212 sudah terlalu jauh masuk ke ranah internal partai. Dirinya menegaskan, pencalonan tersebut harus mengikuti mekanisme yang ditetapkan Majelis Partai Gerindra. Maka sekali lagi, jika PA 212 tetap seperti itu, lebih baik membuat partai sendiri saja.
"Pendapat dari Pak Slamet Ma'arif kawan saya itu tidak segaris dengan apa yang sudah diputuskan oleh mekanisme di Partai Gerindra. Mungkin dengan membuat partai sendiri, partai tersebut bebas kemudian untuk mengusung aspirasinya. Apakah mengusung A atau si B, ya silakan saja," ujarnya.
0 Comments
