slidegossip.com - Kisah yang dialami remaja cantik Merry Indriani Saman ini semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa memeluk agama itu tak boleh ada paksaan atau ancaman. Merry Indriani Saman terlahir sebagai gadis periang. Remaja cantik kelahiran 9 Januari 2001 ini hiduo bahagia bersama kedua orang tuanya. Semua kebutuhan Merry pun selalu dipenuhi ayah dan ibunya.
Merry Indriani Saman (muikaltim.org)
Seperti dilansir dari muikaltim.org (13/6/2019), meski terlahir sebagai gadis yang kaya, Merry tetap taat beragama, ia tak pernah meninggalkan shalat dan mengaji. Karena ingin menjadi anak sholehah, ia sempat keluar dari SMEA dan masuk pesantren di Subulus Salam, Jalan Kebaktian, Samarinda.
Untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak, kehidupan Merry tiba-tiba berubah. Sejak orang tuanya bercerai, kehidupan Merry dan adik-adiknya jadi berantakan. Ibunya mengajak Merry pulang kampung ke Pedalaman Kabupaten Mahulu. Dari situlah kehidupan Merry mulai berubah. Merry dipaksa ibunya ikut pulang kampung ke pedalaman dan celakanya, ibunya yang dulu Islam kembali ke agamanya semula, yakni Kristen, dan Merry juga diajak murtad.
Merry yang sudah pernah belajar agama di pondok pesantren, hatinya berontak ketika harus mengikuti kegiatan gereja, kegiatan misa, bahkan waktu kegiatan basuh kaki, Merry sempat menangis. "Tidak tahu setiap ke gereja hatiku selalu tidak enak, kayak ada yang berontak dalam hati, bahkan waktu acara saling basuh kaki aku sempat menagis," cerita Merry.
Setelah pindah agama Kristen, Merry mengaku hampir tiap malam ia mimpi didatangi orang tua berjenggot putih. Orang tua tersebut tidak berbicara apa apa, tapi hampir tiap malam menemuinya walau dalam mimpi. "Aku hampir setiap hari mimpi didatangi kyai berjenggot, bahkan pernah setengah sadar ketemu sama orang yang sama," kenang Merry.
Rupanya Allah masih sayang kepada Merry dan hidayah masih memihaknya. Lewat bantuan tantenya yang ada di Samarinda, Merry akhirnya bisa diboyong ke Samarinda lagi dan hatinya sudah tak terbendung ingin memeluk Islam lagi. "Saya sama keluarga sengaja datang ke MUI untuk di Islamkan lagi, saya minta petunjuk dan bimbinganya," pinta Merry.
Ketua MUI KH Hamri Has didampingi Sekertais MUI Kaltim H Syahruddin, Wakil Sekertaris H Mansyah pun merepon keinginan Merry dan membimbingnya untuk disyahadatkan lagi. KH Hamri Has juga berpesan kepada Merry agar tidak pindah-pindah agama lagi, karena kalau sudah Islam lalu keluar memeluk agama lain, itu namanya murtad.
"Saya juga berpesan kalau sudah beragama Islam harus melaksanakan ajaran Islam seperti puasa, shalat, haji, zakat, beragama tidak boleh main main, harus bisa melaksanakan ajarannya secara istiqomah," pesan KH Hamri Has.