slidegossip.com - Apa yang kau tanam itulah yang kau tuai. Setiap perbuatan pasti ada balasannya. Perbuatan jahat biasanya akan dibalas dengan azab dunia dan akhirat. Namun seolah tak mau kelamaan menunggu azab datang, seorang wanita cantik nekat membunuh mantan pacarnya.
Rulin Rahayu Ningsih dan suami (jawapos.com)
Seperti dilansir dari ngopibareng.id (18/10/2019), wanita bernama Rulin Rahayu Ningsih itu menghabisi nyawa mantan kekasihnya, Bangkit Maknutu Diningrat karena dipicu rasa sakit hati yang mendalam.
Rulin mengaku, saat berpacaran dengan korban Bangkit Maknutu Dunirat, ia sering diporoti habis-habisan. Namun meski sering diporoti Bangkit, Rulin mengaku saat itu ia tak terlalu menghiraukannya lantaran dirinya sedang dimabuk asmara. Semua hal memang jadi terasa manis saat masih bersama.
Rulin pun mencontohkan beberapa kelakuan Bangkit yang tega memoroti harta dan uangnya. Misalnya, pada tahun 2015 lalu saat mereka berdua masih hangat-hangatnya berpacaran. Di masa awal berpacaran, Bangkit ternyata sudah menunjukkan tabiat buruknya. Saat itu, Rulin memiliki sebuah mobil Suzuki Swift. Saking percayanya kepada pria yang dicintainya itu, Rulin sampai percaya menitipkan Suzuki Swift tersebut kepada Bangkit.
Rulin pun sempat meminta tolong kepada Bangkit untuk menjual mobilnya miliknya itu. Mobil tersebut akhirnya laku terjual dengan harga sekitar Rp 93juta. Namun yang menyakitkan hati Rulin, uang itu tak sepenuhnya diserahkan kepadanya, padahal mobil itu milik Rulin. "Saya cuma dikasih 5 juta, selebihnya dia yang pegang," ungkap Rulin.
Lagi-lagi, saat itu Rulin tak mau mempermasalahkan perangai buruk Bangkit sudah mulai muncul sejak awal pacaran. Karena pada dasarnya, Rulin sudah cinta mati kepada Bangkit. Hingga ia bisa memaafkan kelakukan Bangkit yang sudah menggelapkan uangnya itu.
Usai menggelapkan uang hasil penjualan mobil milik Rulin, Bangkit kembali menunjukkan sikap buruknya dengan memoroti uang Rulin kembali. Ia bahkan meminta Rulin yang sudah cinta mati kepadanya untuk membeli mobil Honda Jazz dengan cara kredit. Tentu saja dalam akad kredit, nama yang dipakai adalah nama Rulin. Harga mobil tersebut saat itu sekitar Rp 250 juta.
"Berat juga dengan cicilan yang harus dibayar. Apalagi saya pekerja biasa," ucap Rulin sedih saat pers rilis di Polrestabes Surabaya.
Karena sudah tak tahan terus diporoti, akhirnya Rulin memutuskan hubungan asmaranya dengan Bangkit. Mirisnya, meski mereka sudah putus, namun soal cicilan mobil tetap Rulin yang harus membayar. Karena tagihan cicilan mobil tersebut memang atas nama Rulin.
Sekitar bulan Juli 2017, Rulin mencoba mendatangi diler Toyota di Jalan Ahmad Yani, Surabaya yang merupakan tempat Bangkit bekerja. Apesnya, Bangkit ternyata sudah tidak bekerja di tempat itu. Rulin pun dibuat pusing setengah mati. Kredit mobil atas namanya terus berlangsung, sehingga ia harus membayar cicilannya setiap bulan, padahal mobil tersebut tak ada di tangannya.
Pada September 2017, Rulin bersama pacar barunya, Bambang, mendatangi rumah Bangkit di Sumenep. Alih-alih bawa pulang mobil, di depan rumah Bangkit mereka malah diusir. Rulin sebenarnya sempat melaporkan kasus tersebut ke Polres Sumenep. Namun sayang, kasusnya tak ada kejelasan sampai dimana. Sampai akhirnya Rulin dan Bambang menikah pada Desember 2017.
Usai menikah, mereka sempat kembali lagi ke Suemenep untuk meminta hak mobilnya. Namun, mereka harus kembali ke Surabaya dengan tangan hampa karena sejak pengusiran mereka, Bangkit tak pernah lagi menampakkan batang hidungnya di rumahnya, di Sumenep. Bambang pun bertekad akan mencari Bangkit di kemudian hari.
Bambang merasa sakit hati karena ia harus ikut menanggung beban hutang mobil yang ada di tangan Bangkit. "Saat sudah menikah, saya tetap sakit hati karena utang mobil menjadi beban saya dengan istri," terang Bambang.
Hingga akhirnya, secara tak sengaja Rulin bertemu lagi dengan Bangkit. Rulin pun langsung menghubungi suaminya, Bambang. Rulin mengaku kalau saat itu ia sebenarnya tidak mengetahui bahwa sang suami telah merencanakan pembunuhan. "Saya sebenarnya hanya ingin suami menyelesaikan masalahnya," ujar Rulin lirih.
Rulin mengaku, saat berpacaran dengan korban Bangkit Maknutu Dunirat, ia sering diporoti habis-habisan. Namun meski sering diporoti Bangkit, Rulin mengaku saat itu ia tak terlalu menghiraukannya lantaran dirinya sedang dimabuk asmara. Semua hal memang jadi terasa manis saat masih bersama.
Rulin pun mencontohkan beberapa kelakuan Bangkit yang tega memoroti harta dan uangnya. Misalnya, pada tahun 2015 lalu saat mereka berdua masih hangat-hangatnya berpacaran. Di masa awal berpacaran, Bangkit ternyata sudah menunjukkan tabiat buruknya. Saat itu, Rulin memiliki sebuah mobil Suzuki Swift. Saking percayanya kepada pria yang dicintainya itu, Rulin sampai percaya menitipkan Suzuki Swift tersebut kepada Bangkit.
Rulin pun sempat meminta tolong kepada Bangkit untuk menjual mobilnya miliknya itu. Mobil tersebut akhirnya laku terjual dengan harga sekitar Rp 93juta. Namun yang menyakitkan hati Rulin, uang itu tak sepenuhnya diserahkan kepadanya, padahal mobil itu milik Rulin. "Saya cuma dikasih 5 juta, selebihnya dia yang pegang," ungkap Rulin.
Lagi-lagi, saat itu Rulin tak mau mempermasalahkan perangai buruk Bangkit sudah mulai muncul sejak awal pacaran. Karena pada dasarnya, Rulin sudah cinta mati kepada Bangkit. Hingga ia bisa memaafkan kelakukan Bangkit yang sudah menggelapkan uangnya itu.
Usai menggelapkan uang hasil penjualan mobil milik Rulin, Bangkit kembali menunjukkan sikap buruknya dengan memoroti uang Rulin kembali. Ia bahkan meminta Rulin yang sudah cinta mati kepadanya untuk membeli mobil Honda Jazz dengan cara kredit. Tentu saja dalam akad kredit, nama yang dipakai adalah nama Rulin. Harga mobil tersebut saat itu sekitar Rp 250 juta.
"Berat juga dengan cicilan yang harus dibayar. Apalagi saya pekerja biasa," ucap Rulin sedih saat pers rilis di Polrestabes Surabaya.
Karena sudah tak tahan terus diporoti, akhirnya Rulin memutuskan hubungan asmaranya dengan Bangkit. Mirisnya, meski mereka sudah putus, namun soal cicilan mobil tetap Rulin yang harus membayar. Karena tagihan cicilan mobil tersebut memang atas nama Rulin.
Sekitar bulan Juli 2017, Rulin mencoba mendatangi diler Toyota di Jalan Ahmad Yani, Surabaya yang merupakan tempat Bangkit bekerja. Apesnya, Bangkit ternyata sudah tidak bekerja di tempat itu. Rulin pun dibuat pusing setengah mati. Kredit mobil atas namanya terus berlangsung, sehingga ia harus membayar cicilannya setiap bulan, padahal mobil tersebut tak ada di tangannya.
Pada September 2017, Rulin bersama pacar barunya, Bambang, mendatangi rumah Bangkit di Sumenep. Alih-alih bawa pulang mobil, di depan rumah Bangkit mereka malah diusir. Rulin sebenarnya sempat melaporkan kasus tersebut ke Polres Sumenep. Namun sayang, kasusnya tak ada kejelasan sampai dimana. Sampai akhirnya Rulin dan Bambang menikah pada Desember 2017.
Usai menikah, mereka sempat kembali lagi ke Suemenep untuk meminta hak mobilnya. Namun, mereka harus kembali ke Surabaya dengan tangan hampa karena sejak pengusiran mereka, Bangkit tak pernah lagi menampakkan batang hidungnya di rumahnya, di Sumenep. Bambang pun bertekad akan mencari Bangkit di kemudian hari.
Bambang merasa sakit hati karena ia harus ikut menanggung beban hutang mobil yang ada di tangan Bangkit. "Saat sudah menikah, saya tetap sakit hati karena utang mobil menjadi beban saya dengan istri," terang Bambang.
Hingga akhirnya, secara tak sengaja Rulin bertemu lagi dengan Bangkit. Rulin pun langsung menghubungi suaminya, Bambang. Rulin mengaku kalau saat itu ia sebenarnya tidak mengetahui bahwa sang suami telah merencanakan pembunuhan. "Saya sebenarnya hanya ingin suami menyelesaikan masalahnya," ujar Rulin lirih.
0 Comments
