slidegossip.com - Percaya atau tidak percaya, banyak orang-orang yang masih meyakini kalau azab dunia itu ada, sebagai balasan atas perbuatan jahat seseorang. Mungkin hal itu pula yang dialami oleh pria bernama Sentot. Pria berusia 45 tahun tersebut adalah anak pertama dari lima bersaudara.
Ilustrasi harta warisan (nu.or.id)
Sentot harus merasakan azab dunia akibat perbuatannya yang rakus menikmati harta warisan orang tuanya sendirian. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2016 silam. Seperti dilansir dari radarbanten.co.id (4/5/2016), semasa mudanya, Sentot telah menghabiskan seluruh harta warisan peninggalan orangtuanya.
Bukan hanya harta miliknya, Sentot juga menghabiskan harta warisan yang seharusnya menjadi hak keempat saudaranya yang lain. Keadaan semakin kisruh ketika keponakan-keponakan Sentot menuntut hak warisan untuk orangtua mereka. Anak dari adik-adik Sentot pun mendaftarkan gugatan hak waris melawan Sentot di Pengadilan Agama.
Menyikapi hal tersebut, Sentot hanya bisa tertunduk malu dan sangat menyesali perbuatannya. Kini Sentot pun harus merasakan azab dunia akibat perbuatan rakusnya. Sentot hidup sendirian. Bukan hanya ditinggalkan oleh keluarga besarnya, tapi Sentot juga ditinggal mati oleh kelima istrinya.
Sentot mengaku sedih karena setelah menikah, semua istrinya meninggal. "Setiap saya menikah, istri selalu meninggal karena penyakit. Ini azab atas perbuatan saya di masa lalu. Saya sangat menyesal," ucap Sentot.
Kini Sentot harus menerima nasibnya yang hidup sendiria. Ia terpaksa menjalani masa tua tanpa ditemani siapapun. "Sekarang saya tinggal sendirian. Rumah saya sampai reot enggak pernah dibetulin. Uang dari mana? Yang ada kan cukup untuk makan saja," terangnya.
Tak hanya itu, meski sudah menikah lima kali, Sentot juga tidak sempat memiliki anak. Beberapa kali istrinya sempat mengandung tapi selalu keguguran. Sudah begitu sang istri meninggal dunia karena sejumlah penyakit. "Dokter bilang kanker, tapi gejalanya komplikasi," tuturnya.
Sentot mengaku kalau dirinya sudah menghabiskan harta warisan yang menjadi hak adik-adiknya karena tidak kuat akan godaan. Tak puas hanya memiliki harta pemberian orangtua, ia pun menguasai harta adik-adiknya.
"Saya memang tergoda. Ayah kan mempercayakan saya untuk membagi-bagikan harta sesuai surat wasiat. Karena itu sertifikat diberikan semua kepada saya. Karena ingin uang cepat, satu per satu saya jual," akunya.
Menurut Sentot, semua itu terjadi karena ketidakmampuannya menerima perubahan pola hidup saat sang ayah meninggal di usia Sentot yang masih remaja. Kondisi ekonomi keluarganya merosot drastis. "Waktu ayah meninggal, uang jajan saya jadi kepangkas habis. Biasanya saya traktir orang, ini untuk makan sendiri saja susah," tuturnya.
Sentot yang terbiasa dipuja dan diagung-agungkan para gadis di sekitarnya, merasa tak rela harus kehilangan semua itu karena jatuh miskin. "Saya malu, jadinya tidak terima kalau saat itu keluarga kami jatuh miskin. Saya dan empat adik berhasil sekolah sampai SMA. Sejak SMP, modal sekolah itu dari ibu yang menjual tanah-tanah warisan. Dari situ saya belajar bagaimana menjual tanah warisan," ujarnya.
Sentot pernah menjual tanah warisan itu untuk menyogok oknum pejabat agar dirinya diterima jadi PNS. Sentot juga menjual harta yang bukan miliknya ketika hendak menikah dengan istri pertama. Namun seperti yang diceritakan di awal, Sentot ditinggal meninggal istri pertama. Begitu pula istri kedua hingga kelimanya. "Waktu mereka sakit, saya jual lagi tanah-tanah milik mereka untuk biaya pengobatan," jelasnya.
Selain untuk biaya obat, para istri yang dinikahi Sentot juga relatif banyak menuntut ini dan itu, alias materialistis. Karena menuruti kemauan sang istri, Sentot pun akhirnya banyak menjual tanah yang seharusnya menjadi hak keempat adiknya.
Sekarang, tanah-tanah warisan orangtua Sentot tinggal beberapa petak sawah. Rencananya tanah-tanah itu akan ia serahkan kepada para keponakan yang saat itu sedang memperkarakannya. "Sudah saatnya saya memberikan hak adik-adik saya. Walau pun terlambat, setidaknya bisa mengurangi dosa saya," pungkasnya.
Menurut Sentot, ia sudah kenyang mendapatkan azab dunia karena perbuatannya menjual harta milik saudara kandungnya. Sentot pun berusaha untuk bertobat dan mendalami agama. "Sekarang saya sering ikut pengajian di masjid. Apa pun yang nanti terjadi ke depan, biar Allah yang menentukannya," pungkas Sentot pasrah.