slidegossip.com - Sungguh malang nasib yang dialami seorang siswi SMP berinisial MD asal Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur. MD dicabuli oleh pria berinisial S hingga hamil.
Ilustrasi siswi SMP dicabuli (tribunnews.com)
Anehnya, seperti dilansir dari suara.com (6/5/2020), ada seorang anggota DPRD Gresik yang menawarkan uang sebesar Rp 500 juta kepada keluarga MD sebagai uang damai namun ditolak oleh orang tua korban.
Kuasa hukum korban, Abdullah Syafi'i mengungkapkan bahwa tawaran damai itu datang sebelum kliennya melapor ke polisi. Oknum anggota dewan itu sendiri yang datang ke rumah korban.
"Menemui ibunya tapi ibu korban tidak setuju. Selanjutnya menemui pakdenya. Intinya minta diselesaikan secara kekeluargaan dengan iming-iming Rp 500 juta asal tidak lapor polisi," ungkap Syafi'i, Selasa (5/5/2020).
Syafi'i mengaku sangat menyayangkan ulah oknum anggota DPRD Gresik itu. Yang menjadi pertanyaan besar buat Syafi'i adalah ada hubungan apa antara terduga pelaku dengan wakil rakyat itu.
"Harusnya sebagai anggota dewan yang ngerti hukum melakukan pendampingan, bukan malah mencegah agar tidak lapor polisi," tegas Syafi'i.
Hingga saat ini polisi masih melakukan proses pemeriksaan saksi lantaran belum semua saksi diperiksa. Termasuk terduga pelaku. "Masih saksi nanti kalau ada perkembangan kami infokan," ujar Kanit PPA Satreskrim Polres Gresik Aiptu Slamet.
Kasus pencabulan dan perkosaan yang menimpa MD yang masih duduk di bangku SMP itu terbongkar tatkala sang ibu melihat kejanggalan dari putrinya yang jadi suka menyendiri. Akhirnya MD bercerita, kejadian yang menimpanya itu bermula saat dirinya diminta oleh istri pelaku mengambil kue di rumah pelaku, pada tanggal 3 Maret 2019.
Saat itu di rumah korban memang sedang ada hajatan dan kue yang diambil merupakan jajanan yang disuguhkan untuk acara hajatan tersebut. Saat MD datang ke rumah pelaku, ternyata di dalam rumah hanya ada S seorang diri. Di sanalah, laki-laki yang sudah memiliki dua anak perempuan itu, merayu korban dengan merangkul. Kemudian pelaku mencabuli korban di dalam kamar.
Tak hanya sekali, seminggu kemudian pelaku mencabuli korban lagi. Tapi kali ini perbuatan bejad tersebut dilakukan di kandang ayam yang tidak jauh dari rumahnya. Anehnya setiap kali melakukan pencabulan, pelaku selalu memaksa korban untuk meminum obat. Dicurigai obat tersebut untuk mencegah agar korban tidak sampai hamil.
Hingga akhirnya, MD pun diketahui sudah hamil 7 bulan setelah dicabuli sebanyak 6 kali oleh S. Kehamilan gadis itu sontak membuat orang tua dan kakak korban curiga lantaran selama di rumah ia selalu mengenakan kaos berukuran besar.
Awalnya, MD merahasiakan kehamilannya, karena perutnya semakin membuncit sang ibu pun curiga dan memaksanya bercerita. "Awalnya saya curiga, kok payudaranya semakin besar, terus perutnya juga. Akhirnya saya paksa untuk cerita, ternyata pelakunya tetangga dan masih saudara. Saya terpukul dan kecewa," kata ibu korban.
Saat itu juga, keluarga korban langsung memanggil pelaku untuk meminta pertanggungjawabannya. Namun yang menjadikan sang ibu marah, pelaku malah meminta kandungan putrinya digugurkan. Keluarga korban pun tidak mau menuruti permintaan pelaku. "Saya tidak mau, takut dosa dua kali. Biar anak tanpa perkawinan sah, tetap saya rawat," kata ibu korban lagi.
Kuasa hukum korban, Abdullah Syafi'i mengungkapkan bahwa tawaran damai itu datang sebelum kliennya melapor ke polisi. Oknum anggota dewan itu sendiri yang datang ke rumah korban.
"Menemui ibunya tapi ibu korban tidak setuju. Selanjutnya menemui pakdenya. Intinya minta diselesaikan secara kekeluargaan dengan iming-iming Rp 500 juta asal tidak lapor polisi," ungkap Syafi'i, Selasa (5/5/2020).
Syafi'i mengaku sangat menyayangkan ulah oknum anggota DPRD Gresik itu. Yang menjadi pertanyaan besar buat Syafi'i adalah ada hubungan apa antara terduga pelaku dengan wakil rakyat itu.
"Harusnya sebagai anggota dewan yang ngerti hukum melakukan pendampingan, bukan malah mencegah agar tidak lapor polisi," tegas Syafi'i.
Hingga saat ini polisi masih melakukan proses pemeriksaan saksi lantaran belum semua saksi diperiksa. Termasuk terduga pelaku. "Masih saksi nanti kalau ada perkembangan kami infokan," ujar Kanit PPA Satreskrim Polres Gresik Aiptu Slamet.
Kasus pencabulan dan perkosaan yang menimpa MD yang masih duduk di bangku SMP itu terbongkar tatkala sang ibu melihat kejanggalan dari putrinya yang jadi suka menyendiri. Akhirnya MD bercerita, kejadian yang menimpanya itu bermula saat dirinya diminta oleh istri pelaku mengambil kue di rumah pelaku, pada tanggal 3 Maret 2019.
Saat itu di rumah korban memang sedang ada hajatan dan kue yang diambil merupakan jajanan yang disuguhkan untuk acara hajatan tersebut. Saat MD datang ke rumah pelaku, ternyata di dalam rumah hanya ada S seorang diri. Di sanalah, laki-laki yang sudah memiliki dua anak perempuan itu, merayu korban dengan merangkul. Kemudian pelaku mencabuli korban di dalam kamar.
Tak hanya sekali, seminggu kemudian pelaku mencabuli korban lagi. Tapi kali ini perbuatan bejad tersebut dilakukan di kandang ayam yang tidak jauh dari rumahnya. Anehnya setiap kali melakukan pencabulan, pelaku selalu memaksa korban untuk meminum obat. Dicurigai obat tersebut untuk mencegah agar korban tidak sampai hamil.
Hingga akhirnya, MD pun diketahui sudah hamil 7 bulan setelah dicabuli sebanyak 6 kali oleh S. Kehamilan gadis itu sontak membuat orang tua dan kakak korban curiga lantaran selama di rumah ia selalu mengenakan kaos berukuran besar.
Awalnya, MD merahasiakan kehamilannya, karena perutnya semakin membuncit sang ibu pun curiga dan memaksanya bercerita. "Awalnya saya curiga, kok payudaranya semakin besar, terus perutnya juga. Akhirnya saya paksa untuk cerita, ternyata pelakunya tetangga dan masih saudara. Saya terpukul dan kecewa," kata ibu korban.
Saat itu juga, keluarga korban langsung memanggil pelaku untuk meminta pertanggungjawabannya. Namun yang menjadikan sang ibu marah, pelaku malah meminta kandungan putrinya digugurkan. Keluarga korban pun tidak mau menuruti permintaan pelaku. "Saya tidak mau, takut dosa dua kali. Biar anak tanpa perkawinan sah, tetap saya rawat," kata ibu korban lagi.