slidegossip.com - Baik menurut agama maupun hukum negara, perkawinan sedarah atau inses memang sangat dilarang. Bagitupun dari sisi medis yang jelas-jelas juga menentangnya. Namun apa yang dilakukan keluarga ini sungguh terbilang nekat. Mereka mempraktikkan perkawinan sedarah atau inses bahkan hingga empat generasi.
Keluarga inses (grid.id)
Seperti dilansir dari tribunnews.com (14/9/2019), keluarga nekat ini membangun sebuah klan melalui cara inses atau kawin sedarah. Mereka adalah klan Colt yang berasal dari Australia. Ini adalah kisah mengerikan dari sebuah keluarga terkenal yang melakukan inses hingga sampai 4 generasi.
Martha Colt adalah ibu dengan empat anak hibrida yang melakukan hubungan suami istri dengan saudara lelakinya sendiri. Dia merupakan satu dari enam anggota keluarga yang dipenjara karena kasus inses hingga menghasilkan 12 anak. Sekitar 38 anggota keluarga Colt ditemukan oleh polisi yang tinggal di tenda dan gubuk di pertanian New South Wales Selatan pada tahun 2012.
Yang mengejutkan, kedua belas anak-anak yang dihasilkan dari perkawinan inses tersebut memiliki bentuk dan kelainan yang mengerikan. Mereka kesulitan berbicara, tidak terawat, buta huruf, kurang gizi, hingga ada yang kurang waras tidur di sebelah ember tinja. Anak-anak tersebut berusia lima hingga dua belas tahun, dengan kondisi hampir semuanya cacat wajah.
Seorang anak laki-laki dari kawin sedarah itu ada yang memiliki gangguan berjalan, dengan psoriasis yang parah, dan masalah pendengaran serta penglihatan. Kemudian ada gadis berusia 9 tahun yang tidak bisa mendengar maupun menulis, terhambat bicara dan tidak bisa mandi.
Beberapa anak-anak itu juga memiliki kebiasaan aneh, ada yang sering menyiksa alat kel*min binatang, hingga melakukan hubungan suami istri dengan sepupu, paman, maupun bibi mereka sendiri. Empat dari lima anak Martha Colt berusia 11 dan 20 tahun adalah hasil kawin dengan saudara kandung dan orang tuanya.
Penemuan keluarga yang kawin sedarah itu terjadi pada Juni 2010, dan penyelidikan dilakukan hingga Juli 2012, ketika seorang anak mendengar tentang seorang gadis yang tidak terawat tinggal di hutan. Tak disangka, bocah itu ternyata mengandung anak dari ayah dari saudara lelakinya.
Selama tahun berikutnya, polisi terus melacak keluarga itu dan menempatkan beberapa anaknya di panti asuhan. Polisi juga menemukan bahwa anak-anak dan dewasa terlibat dalam kegiatan perkawinan sedarah yang mengakibatkan anak-anak cacat genetik. Mereka tinggal di gubuk kumuh, dan tenda karavan. Keluarga itu juga tidak memiliki akses air, dan menyebabkan anak-anaknya sebagian besar menderita infeksi jamur.
Martha Colt adalah ibu dengan empat anak hibrida yang melakukan hubungan suami istri dengan saudara lelakinya sendiri. Dia merupakan satu dari enam anggota keluarga yang dipenjara karena kasus inses hingga menghasilkan 12 anak. Sekitar 38 anggota keluarga Colt ditemukan oleh polisi yang tinggal di tenda dan gubuk di pertanian New South Wales Selatan pada tahun 2012.
Yang mengejutkan, kedua belas anak-anak yang dihasilkan dari perkawinan inses tersebut memiliki bentuk dan kelainan yang mengerikan. Mereka kesulitan berbicara, tidak terawat, buta huruf, kurang gizi, hingga ada yang kurang waras tidur di sebelah ember tinja. Anak-anak tersebut berusia lima hingga dua belas tahun, dengan kondisi hampir semuanya cacat wajah.
Seorang anak laki-laki dari kawin sedarah itu ada yang memiliki gangguan berjalan, dengan psoriasis yang parah, dan masalah pendengaran serta penglihatan. Kemudian ada gadis berusia 9 tahun yang tidak bisa mendengar maupun menulis, terhambat bicara dan tidak bisa mandi.
Beberapa anak-anak itu juga memiliki kebiasaan aneh, ada yang sering menyiksa alat kel*min binatang, hingga melakukan hubungan suami istri dengan sepupu, paman, maupun bibi mereka sendiri. Empat dari lima anak Martha Colt berusia 11 dan 20 tahun adalah hasil kawin dengan saudara kandung dan orang tuanya.
Penemuan keluarga yang kawin sedarah itu terjadi pada Juni 2010, dan penyelidikan dilakukan hingga Juli 2012, ketika seorang anak mendengar tentang seorang gadis yang tidak terawat tinggal di hutan. Tak disangka, bocah itu ternyata mengandung anak dari ayah dari saudara lelakinya.
Selama tahun berikutnya, polisi terus melacak keluarga itu dan menempatkan beberapa anaknya di panti asuhan. Polisi juga menemukan bahwa anak-anak dan dewasa terlibat dalam kegiatan perkawinan sedarah yang mengakibatkan anak-anak cacat genetik. Mereka tinggal di gubuk kumuh, dan tenda karavan. Keluarga itu juga tidak memiliki akses air, dan menyebabkan anak-anaknya sebagian besar menderita infeksi jamur.