slidegossip.com - Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia tidak termasuk dalam daftar 10 besar negara yang terkena wabah virus corona atau covid-19. Seperti dilansir dari gelora.co (6/4/2020), seorang wartawan senior bernama Dandhy Laksono ikut memberikan tanggapannya atas pernyataan Jokowi tersebut.
Jokowi (liputan6.com)
Menurut Dandhy, pernyataan Jokowi itu menunjukkan kalau dirinya adalah satu-satunya Presiden RI yang paling jenius alias cerdas. Tentu saja, pujian Dandhy adalah sindiran keras buat sang mantan Wali Kota Solo itu.
"Jokowi adalah presiden paling jenius yang pernah kita punya," ungkap Dandhy Laksono lewat akun Twitter-nya.
Sindiran tersebut dilontarkan Dandhy Laksono saat ia mengomentari berita dari CNN Indonesia yang berjudul 'Jokowi Ungkap 10 Besar Negara Covid-19, Indonesia Tak Masuk'.
Dandhy mempertanyakan soal data penderita corona di Indonesia, yang dikatakan Presiden Jokowi tidak masuk 10 negara terkena covid-19. "Bagaimana strategi agar tidak masuk 10 besar? Dengan tidak punya data," sindirnya lagi.
Bahkan menurut Dandhy, kalau pun datanya benar, tidak masuk 10 besar saja, banyak kisah pasien meninggal dalam kondisi tak mendapat tempat di rumah sakit. Dokter juga bertumbangan, dan tak sanggup memenuhi kebutuhan APD. "Bayangkan jika masuk 10 besar. Luar biasa logikanya," pungkas Dandy.
"Jokowi adalah presiden paling jenius yang pernah kita punya," ungkap Dandhy Laksono lewat akun Twitter-nya.
Sindiran tersebut dilontarkan Dandhy Laksono saat ia mengomentari berita dari CNN Indonesia yang berjudul 'Jokowi Ungkap 10 Besar Negara Covid-19, Indonesia Tak Masuk'.
Dandhy mempertanyakan soal data penderita corona di Indonesia, yang dikatakan Presiden Jokowi tidak masuk 10 negara terkena covid-19. "Bagaimana strategi agar tidak masuk 10 besar? Dengan tidak punya data," sindirnya lagi.
Bahkan menurut Dandhy, kalau pun datanya benar, tidak masuk 10 besar saja, banyak kisah pasien meninggal dalam kondisi tak mendapat tempat di rumah sakit. Dokter juga bertumbangan, dan tak sanggup memenuhi kebutuhan APD. "Bayangkan jika masuk 10 besar. Luar biasa logikanya," pungkas Dandy.