slidegossip.com - Pengakuan dan kesaksian mantan penulis media Seword bernama Khairrubi begitu mengejutkan publik. Seperti dilansir dari gelora.co (6/4/2020), Khairrubi mengaku diperintah oleh kakak pembina untuk menulis dengan menghina ulama, habaib dan Anies Baswedan.
Anies Baswedan (investing.com)
Pengakuan tersebut ditulis oleh Khairrubi di akun Facebook-nya Az Zumar. "Sudah pernah nulis tentang hal ini berkali-kali. Yup, gue adalah mantan Ahoker Jokower garis keras. Kok bisa? Anggap aja kepeleset, karena hidup gak selalu berjalan mulus," ungkap Khairrubi mengawali kesaksiannya.
"Tanggal 2 agustus 2017, gue masih jadi kontributor di portal opini Seword. Tulisan gue dishare kesana-kemari, gue dapat pujian sebagai ‘penjaga NKRI’. Beberapa Ahoker wanita ngefans sama tulisan gue, meminta nomor WA, ngajak ketemuan. Skip aja bagian ini," lanjutnya.
Namun pemikiran Khairrubi mulai berubah ketika ia mulai blusukan ke beberapa daerah di Indonesia. "Pertengahan september 2017, saat mulai blusukan ke berbagai penjuru negeri, diri ini mulai berubah haluan. Dengan mata kepala sendiri gue melihat keadaan para petani karet dan sawit yang miskin papa akibat harga jual komoditi tersebut anjlok dipasaran," ujarnya.
"Blusukan hingga kekampung terpencil membuat gue melihat realita, merubah paradigma dalam memandang kebijakan penguasa. Sejatinya, banyak bukti yang hendak gue sajikan, namun terbentur dengan kode etik pekerjaan. Karena hasil riset tak bisa dipublish sembarangan," sambungnya.
"Maret 2018, gue bongkar habis Seword. Bagaimana mereka bekerja, berapa honor yang didapat oleh kontributor, hingga cara mereka menggoreng sebuah isu untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari isu utama. Tulisan gue jadi viral, bahkan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin membacanya dan mengirim pesan via messenger. Beliau sampaikan apresiasi sambil bertanya, “BZH itu apa?” Gue jelaskan dengan singkat, padat, jelas," terangnya.
"April 2020, alhamdulillah gue sudah punya ini dan itu, bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi. Sementara kontributor Seword masih gitu-gitu aja hidupnya. Tinggal dikost-kostan kumuh, ngopi dari gelas plastik sambil mengetik narasi agitatif. Apa tema tulisan mereka? Seputar menjelek-jelekkan ajaran Islam, habaib dan ulama. Last but not least, target utama sudah barang tentu Anies Baswedan. Berapa yang mereka hasilkan dari memproduksi fitnah itu? Hehehe… hanya cukup buat makan pecel Lamongan," pungkasnya.
"Tanggal 2 agustus 2017, gue masih jadi kontributor di portal opini Seword. Tulisan gue dishare kesana-kemari, gue dapat pujian sebagai ‘penjaga NKRI’. Beberapa Ahoker wanita ngefans sama tulisan gue, meminta nomor WA, ngajak ketemuan. Skip aja bagian ini," lanjutnya.
Namun pemikiran Khairrubi mulai berubah ketika ia mulai blusukan ke beberapa daerah di Indonesia. "Pertengahan september 2017, saat mulai blusukan ke berbagai penjuru negeri, diri ini mulai berubah haluan. Dengan mata kepala sendiri gue melihat keadaan para petani karet dan sawit yang miskin papa akibat harga jual komoditi tersebut anjlok dipasaran," ujarnya.
"Blusukan hingga kekampung terpencil membuat gue melihat realita, merubah paradigma dalam memandang kebijakan penguasa. Sejatinya, banyak bukti yang hendak gue sajikan, namun terbentur dengan kode etik pekerjaan. Karena hasil riset tak bisa dipublish sembarangan," sambungnya.
"Maret 2018, gue bongkar habis Seword. Bagaimana mereka bekerja, berapa honor yang didapat oleh kontributor, hingga cara mereka menggoreng sebuah isu untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari isu utama. Tulisan gue jadi viral, bahkan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin membacanya dan mengirim pesan via messenger. Beliau sampaikan apresiasi sambil bertanya, “BZH itu apa?” Gue jelaskan dengan singkat, padat, jelas," terangnya.
"April 2020, alhamdulillah gue sudah punya ini dan itu, bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi. Sementara kontributor Seword masih gitu-gitu aja hidupnya. Tinggal dikost-kostan kumuh, ngopi dari gelas plastik sambil mengetik narasi agitatif. Apa tema tulisan mereka? Seputar menjelek-jelekkan ajaran Islam, habaib dan ulama. Last but not least, target utama sudah barang tentu Anies Baswedan. Berapa yang mereka hasilkan dari memproduksi fitnah itu? Hehehe… hanya cukup buat makan pecel Lamongan," pungkasnya.