slidegossip.com - Para jamaah shalat Jumat di Masjid Al Atieq, Kampung Semplak Kaum, Desa Semplak Barat, Kemang, Bogor, dikejutkan oleh seorang pria yang meninggal secara mendadak saat sedang menunaikan shalat Jumat rakaat kedua. Seperti dilansir dari wowkeren.com (18/4/2020), insiden tersebut terjadi pada Jumat (17/4/2020) kemarin.
Pelaksanaan shalat Jumat (wowkeren.com)
Makmum tersebut tiba-tiba jatuh dan terkapar di atas sajadah sebelum shalat Jumat selesai. Sontak saja kejadian tersebut membuat para jemaah lain panik dan berhamburan keluar usai shalat Jumat selesai, mengingat virus corona atau covid-19 sedang mewabah.
Menurut Sekretaris Desa Semplak Barat, Asep Mulyadi, pria yang meninggal itu bukan penduduk asli di wilayah tersebut. "Pada intinya kami dari pihak desa hanya menerima laporan dari warga ketika shalat Jumat ada warga yang pingsan pertama. Tetapi itu bukan warga asli Desa Semplak Barat, dia adalah warga luar yang ngontrak gitu," ungkap Asep.
Saat kejadian, perangkat desa sendiri langsung menghubungi Puskesmas setempat. Setelah itu petugas Puskesmas datang dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) dan menyatakan bahwa pria tersebut sudah meninggal dunia. Korban diketahui merupakan seorang pedagang telur yang
berjualan di wilayah Semplak Barat dan singgah ke Masjid Al Atieq untuk
menunaikan shalat Jumat.
Lebih lanjut, Asep menegaskan bahwa pria bernama Odang Muhtarom yang berusia 53 tahun itu dipastikan meninggal bukan karena virus corona, tapi karena serangan jantung. "Tadi sudah ada kabar dari staf yang ikut mengantarkan ke RSUD. Alhamdulillah hasilnya negatif corona. Penyebab almarhum (meninggal) penyakit jantung," terang Asep.
Kabupaten Bogor sendiri menjadi salah satu wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pelaksanaan shalat Jumat seharusnya diganti dengan shalat Dzuhur di rumah masing-masing. Menurut Asep, warga Desa Semplak Barat sebenarnya sudah diimbau untuk tidak menggelar shalat Jumat selama masa PSBB.
"Kita sudah mengimbau, ya sudah, dari kepolisian sudah, tetapi di masyarakat itu sendiri ada yang paham ada yang tidak. Ini adalah satu dilema juga kadang-kadang jadi pro-kontra, ketika melaksanakan ada yang taat tidak melaksanakan, bukan hanya di kita saja," pungkas Asep.
0 Comments
