slidegossip.com - Baru-baru ini, rakyat dibuat bingung dengan transparansi pemerintah pusat dalam menyampaikan laporan jumlah korban yang meninggal karena virus corona. Seperti dilansir dari suara.com (31/3/2020), netizen mendapati data korban yang meninggal di Jakarta berbeda jauh dengan keterangan data nasional yang dilaporkan pemerintah pusat.
Anies Baswedan dan Jokowi (tribunnews.com)
Salah satu akun Twitter bernama @podoradong membahas soal perbedaan data tersebut. Jumlah angka antara temuan di lapangan dan data nasional yang terlihat sangat berbeda, menimbulkan kecurigaan. "Adakah yang aneh, sob? Jakarta menyebut 283 meninggal. Nasional menyebut 123 meninggal. Siapa yang tidak transparan?" tulis akun tersebut.
Perbedaan jumlah data itu pun baru diketahui dari DKI Jakarta, belum dengan provinsi lain. "Itu baru data Jakarta, bagaimana dengan provinsi daerah lain?" tanya akun itu lagi.
Sontak saja, tweet tersebut langsung direspon secara masif oleh netizen lain. Hingga muncul spekulasi yang mempertanyakan transparansi pemerintah pusat dalam merilis data korban corona.
"Dari link berita tersebut, 283 warga Jakarta yang meninggal belum dapat dipastikan positif corona semua karena sudah meninggal duluan. Saya rasa 283 itu gabungan dari ODP, PDP, dan yang nyata positif," ujar seorang netizen. "Kok bisa beda gitu. Jadi rakyat harus percaya siapa?," ujar netizen lainnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan jumlah korban meninggal dunia yang dimakamkan sesuai protokol pemulasaran pasien COVID-19 ada 283 jasad. Jumlah ini sangat berbeda dengan data nasional yang hanya menyebutkan ada 122 kematian akibat corona.
"Ini menggambarkan bahwa situasi di Jakarta terkait dengan covid-19 amat mengkhawatirkan. Karena itu saya benar-benar meminta kepada seluruh masyarakat Jakarta, jangan pandang angka ini sebagai angka statistik," ucap Anies Baswedan dalam konferensi pers di Balaikota, Senin (30/3/2020).
Perbedaan jumlah data itu pun baru diketahui dari DKI Jakarta, belum dengan provinsi lain. "Itu baru data Jakarta, bagaimana dengan provinsi daerah lain?" tanya akun itu lagi.
Sontak saja, tweet tersebut langsung direspon secara masif oleh netizen lain. Hingga muncul spekulasi yang mempertanyakan transparansi pemerintah pusat dalam merilis data korban corona.
"Dari link berita tersebut, 283 warga Jakarta yang meninggal belum dapat dipastikan positif corona semua karena sudah meninggal duluan. Saya rasa 283 itu gabungan dari ODP, PDP, dan yang nyata positif," ujar seorang netizen. "Kok bisa beda gitu. Jadi rakyat harus percaya siapa?," ujar netizen lainnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan jumlah korban meninggal dunia yang dimakamkan sesuai protokol pemulasaran pasien COVID-19 ada 283 jasad. Jumlah ini sangat berbeda dengan data nasional yang hanya menyebutkan ada 122 kematian akibat corona.
"Ini menggambarkan bahwa situasi di Jakarta terkait dengan covid-19 amat mengkhawatirkan. Karena itu saya benar-benar meminta kepada seluruh masyarakat Jakarta, jangan pandang angka ini sebagai angka statistik," ucap Anies Baswedan dalam konferensi pers di Balaikota, Senin (30/3/2020).
0 Comments
