slidegossip.com - Virus corona atau covid-19 kini semakin menjadi momok bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Jumlah korban yang meninggal terus bertambah sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.
Jenazah pasien PDP corona dibawa pulang keluarga (kompas.tv)
Seperti dilansir dari grid.id (25/3/2020), pasien covid-19 yang meninggal dunia diketahui memiliki SOP sendiri dalam pengurusannya. Dalam Pedoman Kesiapsiagaan Covid-19 yang diterbitkan pemerintah pada tanggal 17 Februari 2020 lalu, jenazah korban corona tidak boleh disemayamkan lebih dari 4 jam.
Selain itu, jenazah pasien corona yang meninggal juga harus dibungkus oleh rumah sakit dan diantar dengan mobil jenazah khusus untuk segera dimakamkan. Namun, kejadian berikut ini tak mematuhi SOP yang telah diterapkan pemerintah.
Keluarga dari seorang pasien PDP corona yang meninggal dunia di Kolaka, Sulawesi Tenggara, nekat membawa jenazahnya pulang ke rumah untuk dimandikan dan dimakamkan oleh pihak keluarga. Pihak keluarga sampai mengamuk di rumah sakit dan nekat membawa pulang jenazah yang masih terbungkus plastik dengan menggunakan mobil pribadi, bukan ambulans.
Bahkan setibanya jenazah PDP corona itu di rumah duka, sejumlah sanak saudara dan kerabat sudah menunggu. Hal tersebut dibenarkan oleh pihak RSUD Bahtermas Kendari di mana memang ada satu pasien dalam pemantauan (PDP) corona yang meninggal dunia.
Sebelum meninggal, pasien tersebut sempat dirawat selama dua hari di RSUD Bahtermas, Sulawesi Tenggara. Diketahui pasien PDP PDP corona itu berusia 34 tahun dan sudah menjalani uji swab, namun hasilnya belum keluar saat ia meninggal dunia.
"PDP corona meninggal, meninggalnya karena faktor penyakit bawaan yakni bronkopneunia. Sudah dua hari dirawat disini, hari ketiga meninggal. Sudah ditangani dokter penyakit dalam dan diobati," ungkap Syarif Subijakto Dirut RSUD Bahtermas, Sulawesi Tenggara.
Pada kesempatan yang sama, juru bicara penanganan covid-19 Kolaka, Dr. Muhammad Aris juga ikut angkat bicara menjelaskan peristiwa yang terjadi. "Sebetulnya pasien ini setelah meninggal akan diberlakukan sebagaimana peraturan, sehingga jenazah sudah dibungkus dan akan diberlakukan mayat semestinya. Tetapi puhak keluarga menolak, sehingga keluarga mengangkatnya ke mobil pribadi dan dibawa ke Kolaka," ujar Muhammad Aris.
Muhammad Aris sendiri menyatakan bahwa pihak medis tidak berkesempatan campur tangan dalam pemakaman jenazah. "Jadi waktu jenazah tiba dirumah duka, sudah dikerumunin orang banyak, lalu di mandikan dan di makamkan. Prosesnya begitu cepat, sehingga tidak melibatkan petugas medis sama sekali," ujar Muhammad Aris.
Muhammad Aris menambahkan, setibanya dirumah duka, pihak keluarga langsung membuka plastik jenazah. "Ya, Pihak keluarga membuka plastik jenazah dan melakukan prosesi pengurusan mayat seperti biasa dan pemakamannya juga seperti biasanya," pungkas Dokter Aris yang juga mengatakan bahwa pihaknya saat ini fokus mendata orang-orang yang kontak dengan jenazah.
Selain itu, jenazah pasien corona yang meninggal juga harus dibungkus oleh rumah sakit dan diantar dengan mobil jenazah khusus untuk segera dimakamkan. Namun, kejadian berikut ini tak mematuhi SOP yang telah diterapkan pemerintah.
Keluarga dari seorang pasien PDP corona yang meninggal dunia di Kolaka, Sulawesi Tenggara, nekat membawa jenazahnya pulang ke rumah untuk dimandikan dan dimakamkan oleh pihak keluarga. Pihak keluarga sampai mengamuk di rumah sakit dan nekat membawa pulang jenazah yang masih terbungkus plastik dengan menggunakan mobil pribadi, bukan ambulans.
Bahkan setibanya jenazah PDP corona itu di rumah duka, sejumlah sanak saudara dan kerabat sudah menunggu. Hal tersebut dibenarkan oleh pihak RSUD Bahtermas Kendari di mana memang ada satu pasien dalam pemantauan (PDP) corona yang meninggal dunia.
Sebelum meninggal, pasien tersebut sempat dirawat selama dua hari di RSUD Bahtermas, Sulawesi Tenggara. Diketahui pasien PDP PDP corona itu berusia 34 tahun dan sudah menjalani uji swab, namun hasilnya belum keluar saat ia meninggal dunia.
"PDP corona meninggal, meninggalnya karena faktor penyakit bawaan yakni bronkopneunia. Sudah dua hari dirawat disini, hari ketiga meninggal. Sudah ditangani dokter penyakit dalam dan diobati," ungkap Syarif Subijakto Dirut RSUD Bahtermas, Sulawesi Tenggara.
Pada kesempatan yang sama, juru bicara penanganan covid-19 Kolaka, Dr. Muhammad Aris juga ikut angkat bicara menjelaskan peristiwa yang terjadi. "Sebetulnya pasien ini setelah meninggal akan diberlakukan sebagaimana peraturan, sehingga jenazah sudah dibungkus dan akan diberlakukan mayat semestinya. Tetapi puhak keluarga menolak, sehingga keluarga mengangkatnya ke mobil pribadi dan dibawa ke Kolaka," ujar Muhammad Aris.
Muhammad Aris sendiri menyatakan bahwa pihak medis tidak berkesempatan campur tangan dalam pemakaman jenazah. "Jadi waktu jenazah tiba dirumah duka, sudah dikerumunin orang banyak, lalu di mandikan dan di makamkan. Prosesnya begitu cepat, sehingga tidak melibatkan petugas medis sama sekali," ujar Muhammad Aris.
Muhammad Aris menambahkan, setibanya dirumah duka, pihak keluarga langsung membuka plastik jenazah. "Ya, Pihak keluarga membuka plastik jenazah dan melakukan prosesi pengurusan mayat seperti biasa dan pemakamannya juga seperti biasanya," pungkas Dokter Aris yang juga mengatakan bahwa pihaknya saat ini fokus mendata orang-orang yang kontak dengan jenazah.