slidegossip.com - Sikap yang ditunjukkan Bupati cantik Luwu Utara, Hajah Indah Putri Indriani ini bisa dibilang selangkah lebih konkret dari pemimpin lainnya di negeri ini. Seperti dilansir dari lensaindonesia.com (8/3/2020), Indah Putri menunjukkan rasa toleransinya yang begitu tinggi saat memimpin peletakkan batu pertama pembangunan sebuah gereja di wilayahnya.
Bupati Indah Putri (jurnalisindonesia.id)
Hajah Indah Putri Indriani sepertinya ingin memberikan contoh toleransi beragama bagi para warganya. Bupati perempuan pertama di Luwu Utara itu dengan senang hati memimpin peletakan batu pertama pembangunan Gereja Protestan Toraja Jemaat Ebenhaezer Kota Masamba DI Kelurahan Bone, Kecamatan Masamba, Luwu Utara.
Sebelumnya, warga jemaat setempat sudah mencanangkan pembangunan gedung gereja itu sejak tahun 2017 yang menelan biaya sekitar Rp 3 Miliar. Rencana membangun gedung gereja baru itu dikarenakan kondisi gedung gereja lama kurang memadai untuk bisa menampung kegiatan ibadah para jemaat. Selain itu, kondisi bangunan lama juga mulai banyak yang rapuh.
Secara swadaya, warga melakukan pengumpulan dana dari sumbangan anggota jemaat Ebenhaezer. Selama dua tahun lebih, anggaran rupanya baru terkumpul sebesar Rp 500 juta dari jemaat yang berjumlah sekitar 130 Kepala Keluarga (KK).
“Baru terealisasi pada awal Maret 2020 dengan dilaksanakannya peletakan batu pertama sebagai awal pembangunan Gedung Gereja,” ungkap AKP Harold Kaloari, Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gerejab Jemaat Ebenhaezer dalam laporannya.
Berkat kebesaran hati Bupati Hajah Indah Putri Indriani yang menyumbang secara pribadi, akhirnya pembangunan gereja dapat terlaksana. "Saya mengapresiasi warga jemaat Ebenhaezer Masamba, yang swadaya membantu pembangunan gedung gereja ini, dan secara pribadi saya membantu semen 100 sak," ujar Indah panggilan akrab sang bupati cantik itu.
Indah Putri juga menyarankan agar jemaat Ebenhaezer yang diwakili Ketua Pembangunan Gedung Gereja AKP Harold Kaloari untuk mengajukan proposal ke Pemda Luwu Utara, agar bisa mendapatkan tambahan biaya untuk pembangunan gedung gereja.
Peletakan batu pertama yang dipimpin Bupati Hj Indah Putri itu turut didampingi oleh pendeta gereja setempat beserta Ketua Panitia pemvangunan Gedung Gereja Harold Kaloari bersama jemaat setempat.
Rangkaian peletakan batu pertama tersebut ditutup dengan doa yang dibacakan pendeta setempat, dengan harapan agar proses pembangunan gedung gereja berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun, sehingga bisa selesai tepat waktu.
Sebelumnya, warga jemaat setempat sudah mencanangkan pembangunan gedung gereja itu sejak tahun 2017 yang menelan biaya sekitar Rp 3 Miliar. Rencana membangun gedung gereja baru itu dikarenakan kondisi gedung gereja lama kurang memadai untuk bisa menampung kegiatan ibadah para jemaat. Selain itu, kondisi bangunan lama juga mulai banyak yang rapuh.
Secara swadaya, warga melakukan pengumpulan dana dari sumbangan anggota jemaat Ebenhaezer. Selama dua tahun lebih, anggaran rupanya baru terkumpul sebesar Rp 500 juta dari jemaat yang berjumlah sekitar 130 Kepala Keluarga (KK).
“Baru terealisasi pada awal Maret 2020 dengan dilaksanakannya peletakan batu pertama sebagai awal pembangunan Gedung Gereja,” ungkap AKP Harold Kaloari, Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gerejab Jemaat Ebenhaezer dalam laporannya.
Berkat kebesaran hati Bupati Hajah Indah Putri Indriani yang menyumbang secara pribadi, akhirnya pembangunan gereja dapat terlaksana. "Saya mengapresiasi warga jemaat Ebenhaezer Masamba, yang swadaya membantu pembangunan gedung gereja ini, dan secara pribadi saya membantu semen 100 sak," ujar Indah panggilan akrab sang bupati cantik itu.
Indah Putri juga menyarankan agar jemaat Ebenhaezer yang diwakili Ketua Pembangunan Gedung Gereja AKP Harold Kaloari untuk mengajukan proposal ke Pemda Luwu Utara, agar bisa mendapatkan tambahan biaya untuk pembangunan gedung gereja.
Peletakan batu pertama yang dipimpin Bupati Hj Indah Putri itu turut didampingi oleh pendeta gereja setempat beserta Ketua Panitia pemvangunan Gedung Gereja Harold Kaloari bersama jemaat setempat.
Rangkaian peletakan batu pertama tersebut ditutup dengan doa yang dibacakan pendeta setempat, dengan harapan agar proses pembangunan gedung gereja berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun, sehingga bisa selesai tepat waktu.