slidegossip.com - Masker kini menjadi produk yang mendadak langka di tengah mewabahnya virus corona. Seperti dilansir dari wowkeren.com (6/2/2020), orang-orang berlomba untuk mendapatkan masker N95 yang berguna untuk mengurangi potensi terjangkit virus mematikan itu.
Masker N95 (kumparan.com)
Masker N95 yang diyakini mampu menyaring 95 persen partikel itu mendadak jadi barang langka di berbagai toko alat kesehatan. Akubatnya, harganya pun kini melonjak tajam.
Tak tanggung-tanggung, harga masker N95 kini bisa mencapai Rp 3 juta per buahnya. Padahal biasanya masker ini dibanderol dengan harga hanya Rp 20-50 ribu per buahnya.
Tentu saja penyebab langkanya masker N95 menjadi sorotan banyak pihak. Pengusutan pun dilakukan, salah satunya untuk menghindari adanya potensi kartel yang bermain di baliknya. Namun setelah diusut, ternyata bukan kartel yang jadi penyebab melonjaknya harga masker.
Ternyata warga negara Singapura lah yang punya peranan besar dalam mengurangi ketersediaan masker N95, khususnya di wilayah Batam dan Kepulauan Riau. Pasalnya warga negara Singapura banyak yang berbondong-bondong 'menyeberang' demi memborong masker dari Batam.
"Ada banyak informasi yang saya dapat bahwa warga Singapura membeli masker hingga berkarung-karung," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana, Kamis (6/2/2020). "Ini tidak dibenarkan," lanjutnya.
Sontak saja sikap warga Singapura itu mendapat protes keras dari masyarakat Batam. Apalagi aksi mereka membuat masyarakat Batam jadi sulit mendapatkan masker, setelah belakangan ini mereka dibuat khawatir karena Natuna dijadikan lokasi observasi WNI pasca dievakuasi dari Wuhan.
Menurut Tjetjep, jarak yang terbilang dekat membuat warga Singapura rela menyeberang demi bisa memborong masker di Batam. Bukan hanya masker, mereka juga memborong sabun cuci tangan kemasan.
Karena itulah, Tjetjep mengaku akan berkoordinasi dengan pihak Bea dan Cukai. "Hari ini kami akan bahas soal itu, dan yang lainnya," terang Tjetjep.
Ia juga memastikan bahwa Kemenkes telah menyiapkan ratusan ribu masker untuk masyarakat Kepulauan Riau, yang notabene memang lebih dekat jaraknya dengan Natuna. Setidaknya ada 150 ribu masker yang disiapkan untuk seluruh masyarakat di Kepulauan Riau.
Tak tanggung-tanggung, harga masker N95 kini bisa mencapai Rp 3 juta per buahnya. Padahal biasanya masker ini dibanderol dengan harga hanya Rp 20-50 ribu per buahnya.
Tentu saja penyebab langkanya masker N95 menjadi sorotan banyak pihak. Pengusutan pun dilakukan, salah satunya untuk menghindari adanya potensi kartel yang bermain di baliknya. Namun setelah diusut, ternyata bukan kartel yang jadi penyebab melonjaknya harga masker.
Ternyata warga negara Singapura lah yang punya peranan besar dalam mengurangi ketersediaan masker N95, khususnya di wilayah Batam dan Kepulauan Riau. Pasalnya warga negara Singapura banyak yang berbondong-bondong 'menyeberang' demi memborong masker dari Batam.
"Ada banyak informasi yang saya dapat bahwa warga Singapura membeli masker hingga berkarung-karung," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana, Kamis (6/2/2020). "Ini tidak dibenarkan," lanjutnya.
Sontak saja sikap warga Singapura itu mendapat protes keras dari masyarakat Batam. Apalagi aksi mereka membuat masyarakat Batam jadi sulit mendapatkan masker, setelah belakangan ini mereka dibuat khawatir karena Natuna dijadikan lokasi observasi WNI pasca dievakuasi dari Wuhan.
Menurut Tjetjep, jarak yang terbilang dekat membuat warga Singapura rela menyeberang demi bisa memborong masker di Batam. Bukan hanya masker, mereka juga memborong sabun cuci tangan kemasan.
Karena itulah, Tjetjep mengaku akan berkoordinasi dengan pihak Bea dan Cukai. "Hari ini kami akan bahas soal itu, dan yang lainnya," terang Tjetjep.
Ia juga memastikan bahwa Kemenkes telah menyiapkan ratusan ribu masker untuk masyarakat Kepulauan Riau, yang notabene memang lebih dekat jaraknya dengan Natuna. Setidaknya ada 150 ribu masker yang disiapkan untuk seluruh masyarakat di Kepulauan Riau.
0 Comments
