slidegossip.com - Artis cantik Happy Salma kini telah menjadi bagian dari anggota keluarga kerajaan Ubud semenjak ia resmi dinikahi oleh Tkojorda Bagus Dwi Santana Kertayasa pada tahun 2010 lalu. Sejak itu pula, Happy Salma menjadi salah satu artis yang ikut berusaha melestarikan budaya Bali.
Tjokorda Maya Kerthyasa (tribunnews.com)
Namun baru-baru ini, seperti dilansir dari grid.id (28/3/2019), adik ipar Happy Salma yang bernama Tjokorda Maya Kerthyasa sempat diberitakan dalam artikel The New York Times. Tjokorda Maya Kerthyasa masuk artikel tersebut karena ia mengunggah foto-foto berisi masakan khas Bali.
Saat itu, Maya memposting foto ketika sedang bersama Happy Salma dan beberapa kerabat memasak untuk perayaan Hari Raya Nyepi. Maya Kerthyasa yang dikenal sebagai bagian dari keluarga kerajaan Ubud membagikan potret masakan yang merupakan resep dari neneknya yang sudah berusia 95 tahun. Masakan khas Bali tersebut dikenal kaya akan rempah-rempah.
Namun di balik itu semua, ternyata Maya Kerthyasa memiliki kisah hidup yang menarik perhatian dunia. Bahkan kisahnya pernah masuk ke dalam artikel di Dailytelegraph.com.au.
Sebenarnya Maya Kethyasa memiliki gelar Tjokorda, yang berarti putri dari kerajaan Ubud, Bali. Namun sayang gelar bangsawan tersebut harus ia lepaskan. Awalnya, Maya diminta untuk mencari suami orang Bali yang berasal dari kasta yang sama atau lebih tinggi, karena jika tidak, ia bakal kehilangan gelar kerajaan sebagai Putri Ubud.
"Ini yang rumit. Bagi saya, cinta adalah cinta. Jika Anda menemukan seseorang yang Anda cintai, yang tidak berasal dari kasta yang sama atau kasta yang lebih tinggi dari Anda, itu bagus," ungkap Maya.
"Saya tidak akan menjadi Tjokorda Sri Maya Kerthyasa lagi. Saya hanya akan menjadi Maya. Itu tidak mengganggu saya, tetapi itu mengganggu saya untuk berpikir bahwa saya akan mengecewakan orang lain melalui keputusan seperti itu," lanjutnya.
Maya mengaku keluarganya bahkan sampai mencarikan dirinya jodoh pria yang memiliki kasta tinggi di Bali. Namun, menurut Maya ternyata banyak di antaranya masih menjadi kerabat dekat, ditambah lagi keturunan kasta tinggi di Bali semakin sedikit.
"Banyak di antara mereka terlalu dekat (kekerabatannya) dengan saya. Begitulah cara mereka melakukannya di hari itu. Saya pikir sekarang kolam gen semakin sedikit," jelas Maya.
Maya pun akhirnya memutuskan untuk menikah dengan pria bule asal Australia bernama Marcus Tesoriero. Kini, meski dirinya sudah tak memiliki gelar putri lagi, Maya tetap ingin melestarikan warisan budaya Bali.
0 Comments
