slidegossip.com - Kabar miring soal ijazah calon Presiden (Capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) yang dituding palsu, kini semakin ramai diperbincangkan. Seperti dilansir dari jawapos.com (16/1/2019), rupanya banyak yang menilai kalau ijazah SMA Negeri 6 Solo yang dimiliki Jokowi adalah ijazah palsu. Benarkah demikian?
Jokowi (foto: nasional.kompas.com)
Menanggapi kabar miring tersebut, Kepala SMA Negeri 6 Solo, Agung Wijayanto akhirnya angkat bicara. Agung menunjukkan bukti salinan pendirian SMPP dan bukti perubahan nama sekolah tersebut menjadi SMA Negeri 6, pada Rabu (16/1/2019).
Agung Wijayanto pun menjelaskan bahwa sebenarnya ijazah SMA yang sampai sekarang dimiliki Jokowi adalah ijazah asli. Dan menurut Agung, Jokowi merupakan lulusan dari SMA Negeri 6 Solo. "Memang dulu namanya bukan SMA Negeri 6, melainkan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan atau SMPP," jelas Agung saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (16/1/2019).
Lebih lanjut, Agung menceritakan bahwa SMPP berdiri pada tanggal 26 November 1975. Selain di Solo, SMPP juga dibangun di daerah lain, seperti di Purwodadi dan Wonosobo. Pembangunan sekoalh tersebut sudah sesuai dengan surat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 025.b/0/1975 tentang pembukaan beberapa SMPP di Jawa Tengah.
SMPP di Solo sendiri baru menerima peserta didik pada tahun 1976, karena sejak didirikan, mereka masih perlu dilakukan penataan dan persiapan untuk penerimaan peserta didik pertama. "Pak Jokowi merupakan siswa angkatan pertama saat SMPP berdiri. Untuk kurikulum yang diajarkan di SMPP juga sama dengan SMA, mengingat pengajarnya dulu juga dari SMA Negeri 5 Solo," urainya.
Berdasarkan data yang ada, Agung mengungkapkan kalau Jokowi lulus SMA pada tahun 1980. Kemudian pada tahun 1985, barulah SMPP berubah menjadi SMA Negeri 6 Solo. Hal tersebut sudah sesuai dengan surat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 353/0/1985 yang berisi tentang perubahan nama sekolah dari SMPP menjadi Sekolah Menengah Utama Tingkat Atas atau SMA."Jadi wajar kalau ijazah Pak Jokowi tidak berbunyi lulusan SMA Negeri 6. Melainkan lulusan SMA yang sekarang ini berubah menjadi SMA Negeri 6. Saat itu kepala sekolahnya adalah Pak Soekidjo," pungkasnya.