slidegossip.com - Sekarang ini semakin banyak bermunculan Ustad-ustad atau ulama yang menyampaikan dakwahnya tentang ilmu agama Islam. Namun seiring dengan itu, masyarakat sering kali bertanya tentang Ustad yang mematok tarif atau harga untuk sekali berceramah. Pertanyaan tersebut akhirnya dijawab oleh Ustad Abdul Somad (UAS) seperti yang terlihat dalam video yang diunggah di youtube.com/dayah online (7/1/2018).
Ustad Abdul Somad (foto: suaranasional.com)
Awalnya ada jamaah yang bertanya tentang hukum seorang Ustad yang menerima amplop atau bayaran ketika berceramah. "Bagaimana hukumnya menerima bayaran dari berdakwah atau berceramah? Nyindir nih? Saya gak pernah ngambil amplop karena langsung ditransfer ke rekening," ucap Ustad Abdul Somad yang langsung disambut tawa para jamaahnya.
"Ikutlah Nabi Muhammad yang tidak pernah mengambil upah. Dengar baik-baik ya. Tahun kedua terjadi perang yang namanya Perang Badar. Jarak dari Madinah ke Badar 150 kilometer. Nah Nabi naik kuda, menunjukkan Nabi itu orangnya sehat. Umurnya 55 tahun tapi masih kuat naik kuda 150 kilometer. Sampai di Badar, menang perang. Berapa dapat harta rampasan perang? 50 ribu keping uang emas yang didapat dari Perang Badar. Sekarang kita rupiahkan. Satu kepingnya 4,25 gram emas murni 24 karat. Lebih kurang Rp 2 juta. Nah Rp 2 juta kali 50 ribu keping sama dengan Rp 100 miliar," lanjut Ustad Abdul Somad.
"Jatah Nabi Muhammad berapa? Kita baca Qur'an. 'Ketahuilah, berapa dapat jatah Nabi Muhammad dari harta rampasan perang? Nabi Muhammad dapat 1/5. Berapakah jatah yang didapat Nabi Muhammad? 20 miliar. Sekarang saya tanya, Nabi dapat honor apa nggak? Makanya Imam Masjidil Haram itu digaji oleh negara. Kalau mau tidak ada honor silahkan, tapi digaji oleh negara. Dari mana? Baitul maal, bangunkan baitul maal. Isinya apa? zakat, wakaf, infak, shodaqoh, wasiat, hibah, ghanimah. Tujuh ini untuk menggaji para dosen, para guru, para penceramah, para ulama, maka hiduplah Islam bangkit. Insha Allah maka akan lahir pemimpin-pemimpin dari Al Quraniah, Allahu akbar," pungkas Ustad Abdul Somad.