slidegossip.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali jadi sorotan publik. Kali ini giliran para pengemudi ojek online (ojol) yang mengkritik dan memprotes pernyataan Prabowo yang dianggap telah menghina profesi ojek online di Indonesia ini.
Para ojek online demo Prabowo (foto: jatimnow.com)
Seperti dilansir dari wowkeren.com (26/11/2018), setelah pidatonya terkait 'tampang Boyolali' yang dinilai merendahkan masyarakat Boyolali, kini giliran ratusan ojek online yang turun ke jalan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (24/11/2018) lalu karena tidak terima dengan pernyataan Prabowo. Lantas pernyataan Prabowo yang mana yang membuat para ojek online tersebut sakit hati hingga melakukan aksi protes?
Rupanya pada hari Rabu (21/11/2018) lalu, saat menyampaikan pidatonya di ajang Indonesia Economic Forum 2018, Prabowo sempat menunjukkan sebuah meme gambar empat penutup kepala, di mana ada topi SD, SMP, SMA kemudian ada gambar helm berwarna hijau milik para ojek online. "Yang paling di sebelah kanan adalah topi SD, setelah ia lulus, ia pergi ke SMP, setelah ia lulus, ia pergi ke SMA, dan setelah lulus dari SMA, ia menjadi pengemudi ojek. Sedih tapi itu realitas," ucap Prabowo dalam pidatonya saat itu.
Namun Prabowo melanjutkan pidatonya dan mengatakan bahwa apa yang disampaikannya itu bukanlah bentuk penghinaan, tetapi sebagai motivasi untuk para pemuda karena ia menginginkan para pemuda Indonesia bisa memiliki karier yang baik. Dan hal itu pula lah yang mendorong batin Prabowo untuk menjadi Presiden di negeri ini.
"Ini adalah gairah saya, ini adalah dorongan batin saya, saya tidak merasa bahagia. Saya ingin pemuda Indonesia untuk menjadi pengusaha, insinyur, pilot. Juga memiliki restoran sendiri dan tidak menjadi pelayan di restoran, juga memiliki kafe sendiri, juga perusahaan sendiri, juga memiliki pertanian, dan tidak hanya menjadi kuli, itulah yang mendorong saya," jelas Prabowo.
Tetapi rupanya para pengemudi ojek online justru menganggap pernyataan Prabowo tersebut sebagai bentuk penghinaan. Ratusan ojek online dari berbagai daerah seperti Malang, Tuban, Surabaya, Madiun, Kediri, Tulungagung, Bangkalan, Gresik dan lainnya akhirnya melakukan aksi untuk memprotes pernyataan Prabowo.
"Kami menuntut Prabowo agar meralat pernyataannya dan meminta maaf kepada kami semua," ujar Koordinator Aksi tersebut dan Ketua Komunitas Peduli Ojek Online Surabaya, Eko Wahono saat menggelar aksi mereka di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (24/11/2018) lalu. "Keberadaan kita membuat semua happy, UMKM juga happy. Kami sakit hati, arek-arek Suroboyo sakit hati," lanjutnya.
Sementara itu, para pengemudi ojek online Malang yang berunjuk rasa di depan kantor DPRD Malang juga menggelar aksi yang sama, yakni menuntut Prabowo untuk minta maaf. "Kami sangat mengutuk keras dengan pernyataan bapak Prabowo yang intinya menghina dari ojol di seluruh indonesia, maka untuk itu kami berharap bapak prabowo minta maaf kepala seluruh ojol Indonesia," ujar salah seorang perwakilan aksi tersebut.
Menanggapi aksi unjuk rasa tersebut, calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Uno akhirnya angkat bicara. Menurut Sandiaga, pernyataan Prabowo dalam pidatonya tersebut bertujuan untuk memotivasi para pengemudi ojek online agar bisa meningkatkan taraf hidup mereka. Sandiaga sendiri menilai pekerjaan ojek online adalah profesi yang mulia.
"Tentunya kami mengapresiasi unjuk rasa dari para pengemudi ojek online dan kami berpihak sekali pada para pengemudi ojek online dan justru kita akan memperjuangkan nasib mereka seperti yang saya lakukan di Jakarta. Yang disampaikan Pak Prabowo itu adalah untuk memotivasi, karena kita justru ingin para pengemudi ojek online bisa naik kelas. Tapi kita dari Prabowo-Sandi ingin mereka memiliki peluang. Pada suatu saat mereka juga bisa menciptakan lapangan kerja. Jadi karena sudah ngerti jaringan IT, mengerti juga pelanggan-pelanggannya, mereka mengerti apa yang dipesan oleh yang minta diantarkan, baik itu makanan, mereka akhirnya tahu, mana peluang-peluang yang besar," jelas Sandiaga Uno.