slidegossip.com - Kubu Jokowi-Ma'ruf Amin menuding Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sudah berulang kali membuat kesalahan dan meminta maaf. Karena itulah Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni, meminta agar pasangan Prabowo-Sandiaga Uno segera tobat dan berhijrah.
Prabowo dan Sandiaga Uno (foto: merdeka.com)
Seperti dilansir dari cnnindonesia.com (14/11/2018), hal tersebut diungkapkan oleh Raja Juli Antoni sebagai respon atas permintaan maaf yang sudah tiga kali disampaikan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno sepanjang kampanye Pilpres 2019. "Bagi saya Prabowo-Sandiaga tidak cukup minta maaf, mesti tobat dan hijarah," ujar Antoni dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/11/2018).
Seperti diketahui, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sudah tiga kali menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat sepanjang digelarnya kampanye Pilpres 2019. Prabowo sempat dua kali meminta maaf kepada masyarakat terkait kasus kabar bohong alias hoaks yang dilakukan Ratna Saruempaet dan permintaan maafnya yang ketiga adalah untuk kasus 'tampang Boyolali' yang dilontarkannya beberapa waktu lalu.
Sandiaga Uno juga diketahui baru-baru ini menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat terkait kasus dirinya yang dituding melangkahi makam tokoh Nahdhatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri saat berziarah.
Melihat fakta tersebut, Antoni meminta sebaiknya Prabowo dan Sandiaga Uno harus segera bertobat sebagai bentuk komitmen agar tidak mengulangi kesalahannya lagi. Selain itu, Antoni juga meminta Prabowo-Sandi untuk berhijrah. "Minta maaf tentu saja baik. Tobat adalah komitmen untuk tidak akan melakukan kesalahan lagi. Hijrah, seperti yang dikatakan Pak Jokowi, adalah perpindahan dari yang buruk menjadi baik," tuturnya.
Pria yang menjabat Sekjen PSI itu juga berpendapat bahwa mungkin saja masyarakat bisa memaafkan kesalahan yang telah dibuat Prabowo-Sandiaga. Namun menurutnya masyarakat tak mungkin bisa melupakan sikap yang sudah dilakukan pasangan tersebut. "Mungkin rakyat akan akan memaafkan, tapi tetap mencatat dan tidak melupakan," pungkasnya.