slidegossip.com - Bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja wanita (TKW), mungkin memang menjanjikan dan bisa merubah nasib seseorang. Namun ternyata tak semuanya seperti itu. Seperti yang dialami seorang mantan TKW di Qatar bernama Sri Rabitah yang beberapa tahun lalu bekerja di Qatar. Sri baru sadar sekarang kalau ternyata ginjalnya hanya tinggal satu.
Ilustrasi ginjal dalam tubuh manusia (foto:tribunnews.com)
Sri akhirnya mengingat bahwa dirinya pernah dibawa ke rumah sakit oleh majikannya di Qatar untuk cek kesehatan, dan entah mengapa pemeriksaan kesehatan itu malah berlanjut ke meja operasi. Saat berada di meja operasi, Sri mengaku sudah tidak sadar tindakan apa saja yang dilakukan oleh dokter di sana.
Kisah nyata perempuan malang dari Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kayangan, Lombok Utara, NTB ini bermula dari tahun 2014 lampau. "Waktu itu saya dijanjikan oleh orang bernama Ibu Ulfa untuk diberangkatkan ke Abu Dhabi (Uni Emirat Arab)," kata Sri di ujung telepon seperti dilansir detik.com.
Kisah nyata perempuan malang dari Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kayangan, Lombok Utara, NTB ini bermula dari tahun 2014 lampau. "Waktu itu saya dijanjikan oleh orang bernama Ibu Ulfa untuk diberangkatkan ke Abu Dhabi (Uni Emirat Arab)," kata Sri di ujung telepon seperti dilansir detik.com.
Dari desanya, Sri diberangkatkan ke sebuah tempat di Jakarta Timur, dan ditampung di sebuah perusahaan. Sri ingat nama perusahaan yang menampungnya, yaitu PT Falah Rima Hudaity Bersaudara. Di perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia itu, Sri tinggal selama empat bulan.
Namun pada kenyataannya, Sri tidak dikirim ke Abu Dhabi UAE, namun ke Doha Qatar pada tanggal 27 Juni 2014. Sesampainya di Doha, Sri dimasukkan ke kantor perusahaan pernama PT Aljazira. Keesokan harinya, dia dijemput oleh majikan yang akan mempekerjakannya.
"Majikan saya orang Palestina, Madam Gada namanya. Yang laki-laki namanya Ahmad," kata Sri mengingat.
Setelah bekerja selama seminggu di rumah Madam Gada, Sri dititipkan ke rumah ibu dari Madam Gada. Suatu waktu di rumah itu, salah seorang kolega majikan mengabarkan bahwa Sri akan pergi untuk periksa kesehatan di rumah sakit.
"Kata dia, Sri, besok kamu pergi untuk medikal," kata Sri yang mengaku bisa berbahasa Arab lantaran pernah empat tahun lebih bekerja di Arab Saudi ini.
Sejam perjalanan menggunakan mobil, Sri akhirnya sampai di rumah sakit yang dituju. Entah rumah sakit apa, Sri mengaku tidak tahu. Yang jelas, dia ingat betul pemasangan infus di lengannya. "Tanpa permisi, saya tiba-tiba diinfus. Ini tumben pergi medikal (pemeriksaan) kok diinfus? Kata dokter, kondisi saya sedang lemah. Dia meminta saya untuk rileks dan slow saja," kata Sri.
Anehnya, dari kejauhan Sri sempat mendengar ibu dari Madam Gada bercakap-cakap dengan dokter bahwa kondisinya normal. Namun yang lebih aneh lagi, tiba-tiba Sri dibawa ke sebuah ruangan. Alasan dokter saat itu, organ tubuh Sri harus diperiksa.
"Di situ ada pisau, gunting, dan jarum jahit yang sudah disiapkan. Saya dibaringkan di suatu tempat, di bawah lampu yang menyala terang, terang sekali," tutur Sri yang lahir pada tanggal 31 Desember 1992 ini.
Infus pun ditancapkan lagi, yang membuat Sri langsung terlelap, karena dia sudah tak ingat kejadian dan perlakuan apa lagi yang dikenakan ke tubuhnya. "Setelah sadar, saya di ranjang. Ada bekas goresan pisau di perut kanan. Masih terasa sakit di pinggang sebelah kanan, seperti ada benang juga di pinggang kanan saya," kata Sri.
Sri sempat meminta kepada dokter untuk izin buang air kecil, namun dokter tak memperbolehkannya, karena kantong kencing sudah disediakan. Patuhlah Sri kepada dokter. Namun saat buang air kecil, dia melihat urinenya seperti gumpalan darah. Tak lama, Sri dibawa ke ruang lainnya lagi. Ada tabung besar di ruangan itu.
"Saya dimasukkan ke tabung besar itu. Keluar dari ruangan itu, bekas jahitan di pinggang sebelah kanan saya hilang, bekas itu menjadi bersih seperti kulit semula," ujar Sri.
Sri mengingat-ingat, kira-kira total hanya sebulan dia di Qatar. Singkat cerita, Sri dipulangkan ke Indonesia. Sudah tiga tahun ini dia merasakan sakit yang tak kunjung reda. Sakit itu terpusat di pinggang kanannya. Gara-gara itu, Sri pun jadi tidak bisa melakukan pekerjaan dengan maksimal. Bahkan menggendong bayi juga dia kesulitan. Pergi ke dukun dia lakoni, sempat sembuh, namun ternyata kumat lagi.
Sri pun pergi ke Puskesman Kayangan dekat rumahya, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung, Lombok Utara, untuk dirontgen. "Dari rontgen itu baru saya tahu, ternyata ada selang di dalam tubuh saya," kata Sri.
Setelah itu, Sri kemudian dirujuk ke RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rontgen dijalaninya lagi. Kondisi badannya sehat, namun lagi-lagi hasilnya sama dengan sebelumnya, bahwa ada selang di tubuhnya. Selang yang dimaksud adalah alat untuk mengganti ginjal kanannya. Dengan kata lain, ginjal kanannya sudah tak ada. Sri ternyata kini hanya punya satu ginjal.
"Ternyata ginjal saya cuma satu. Dokter menjelaskan ke saya. Dia tunjukkan yang mana yang ada ginjalnya dan yang mana yang tidak ada. Ginjal kanan saya diganti oleh alat untuk bertahan, saya tidak tahu namanya tapi seperti selang yang melilit," tuturnya.
Kini Sri sedang menunggu tanggal 2 Maret 2017 karena di tanggal itu dia akan dioperasi untuk mengeluarkan selang yang ada dalam tubuhnya. Operasi Sri akan dilakukan di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kiranya ini bisa menjadi pembelajaran buat para calon-calon TKW untuk lebih berhati-hati.
"Ternyata ginjal saya cuma satu. Dokter menjelaskan ke saya. Dia tunjukkan yang mana yang ada ginjalnya dan yang mana yang tidak ada. Ginjal kanan saya diganti oleh alat untuk bertahan, saya tidak tahu namanya tapi seperti selang yang melilit," tuturnya.
Kini Sri sedang menunggu tanggal 2 Maret 2017 karena di tanggal itu dia akan dioperasi untuk mengeluarkan selang yang ada dalam tubuhnya. Operasi Sri akan dilakukan di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kiranya ini bisa menjadi pembelajaran buat para calon-calon TKW untuk lebih berhati-hati.