slidegossip.com - Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan dan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia di Sekolah Tinggil Ilmu Pelayaran (STIP) yang terjadi pada Selasa malam tanggal 10 Januari 2017. Mahasiswa Sekolah Tinggil Ilmu Pelayaran (STIP) tingkat satu yang bernama Amirulloh Adityas Putra tewas setelah dianiaya oleh 4 orang seniornya di dalam asrama.
Kapolres Jakarta Utara Kombes Awal Chaeruddin mengatakan, peristiwa tewasnya mahasiswa STIP itu terjadi pada Selasa (10/1/2017) malam. Polisi menerima informasi dari pihak rumah sakit bahwa ada dugaan kematian korban yang tidak wajar. "Kemudian kami mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan dilakukan olah TKP, ada dugaan korban tewas akibat penganiayaan," jelas Awal, Rabu (11/1/2017).
Awal mengatakan, dari hasil penyelidikan, pihaknya telah menetapkan 4 orang yang diduga pelakunya. "Lima orang taruna senior STIP diduga kuat sebagai pelaku yang mengakibatkan meninggalnya korban," imbuhnya.
Amirulloh Adityas Putra yang masih berumur 18 tahun meninggal dunia setelah dianiaya oleh empat seniornya di dalam asrama, Selasa malam, 10 Januari 2017. Dan berikut ini adalah kronologi penganiayaan sadis yang dilakukan empat senior itu kepada juniornya di STIP.
"Pelaku menganiaya korban dengan cara memukul perut, dada, dan ulu hati dengan tangan kosong," kata Kepala Humas Polres Metro Jakarta Utara, Komisaris M. Sungkono kepada wartawan pada Rabu, (11/012017).
Amirulloh diketahui meninggal pada Selasa malam sekitar pukul 22.30 WIB di dalam asrama.Para pelaku yang menganiaya Amirulloh Adityas Putra adalah Sisko Mataheru (19 tahun), Willy Hasiholan (20 tahun), Iswanto (21 tahun), dan Akbar Ramadhan (19 tahun). Para senior tahun kedua ini, tidak hanya menyiksa Amirulloh, tapi juga lima taruna tingkat pertama lainnya.
Menurut Sungkono, tindakan sadis senior, yang tampaknya biasa dilakukan pada juniornya, digagas oleh Sisko. Ia mengungkapkan rencananya untuk mem-bully juniornya itu pada ketiga rekannya setelah latihan drum band.
Sekitar pukul 22.00, empat sekawan ini memanggil korbannya: enam junior yang belum satu semester menjadi taruna di sekolah pelayaran milik Kementerian Perhubungan ini. Mereka diminta berkumpul di Lantai 2, kamar M-205, Gedung Dermotery Ring 4.
Keenam junior diminta berdiri berjajar dan para senior mulai prosesi bully mereka. Empat pelaku bergantian menghajar junior di bagian dada, ulu hati dan perut. Masing-masing korban mendapat serangkaian pukulan dari empat seniornya.
Tiba giliran Amirulloh mendapat pukulan Willy. Karena kelelahan dan sakit, Amirulloh roboh ke dada Willy, yang tengah memukulnya."Pada pukulan terakhir yang dilakukan oleh Willy, tiba-tiba korban ambruk ke dada pelaku," kata Sungkono.
Panik melihat korban lemas, pelaku kemudian mengangkat korban ke atas ranjang. Saat itu korban sudah tak sadarkan diri. Para pelaku melaporkan kejadian itu ke seniornya. Dokter pun sempat memeriksa kondisi korban, namun Amirulloh sudah dinyatakan meninggal dunia.
Menurut Sungkono, ini bukan pertama kalinya penganiayaan terjadi di sekolah tinggi tersebut. Pada tahun 2012 dan 2013 kejadian yang sama juga menewaskan mahasiswa di sekolah itu. Penyidik Polres Metro Jakarta Utara dan Polsek Cilincing telah menetapkan empat tersangka.
Keenam junior diminta berdiri berjajar dan para senior mulai prosesi bully mereka. Empat pelaku bergantian menghajar junior di bagian dada, ulu hati dan perut. Masing-masing korban mendapat serangkaian pukulan dari empat seniornya.
Tiba giliran Amirulloh mendapat pukulan Willy. Karena kelelahan dan sakit, Amirulloh roboh ke dada Willy, yang tengah memukulnya."Pada pukulan terakhir yang dilakukan oleh Willy, tiba-tiba korban ambruk ke dada pelaku," kata Sungkono.
Panik melihat korban lemas, pelaku kemudian mengangkat korban ke atas ranjang. Saat itu korban sudah tak sadarkan diri. Para pelaku melaporkan kejadian itu ke seniornya. Dokter pun sempat memeriksa kondisi korban, namun Amirulloh sudah dinyatakan meninggal dunia.
Menurut Sungkono, ini bukan pertama kalinya penganiayaan terjadi di sekolah tinggi tersebut. Pada tahun 2012 dan 2013 kejadian yang sama juga menewaskan mahasiswa di sekolah itu. Penyidik Polres Metro Jakarta Utara dan Polsek Cilincing telah menetapkan empat tersangka.
"Semalam Kapolres Metro Jakarta Utara telah menetapkan tersangka terhadap pengeroyokan korban," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan.
Iriawan mengatakan penyidik telah mengantongi alat bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka terhadap taruna senior STIP yang diduga terlibat penganiayaan Amirullah. Kapolda Metro Jaya mengungkapkan penyidik kepolisian juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengotopsi jasad Amirullah guna memastikan penyebab kematian korban.
Berdasarkan otopsi, korban mengalami luka lebam pada bagian dada, perut dan ulu hati diduga akibat benturan benda tumpul.
Kementerian Perhubungan memecat Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Capt. Weku F. Karuntu akibat kejadian ini. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga memerintahkan Kepala Badan Sumber Dana Manusia Kementerian Perhubungan untuk membentuk tim investigasi internal. "Ini untuk menginvestigasi mengapa kasus itu sampai terjadi lagi," kata Budi.
Iriawan mengatakan penyidik telah mengantongi alat bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka terhadap taruna senior STIP yang diduga terlibat penganiayaan Amirullah. Kapolda Metro Jaya mengungkapkan penyidik kepolisian juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengotopsi jasad Amirullah guna memastikan penyebab kematian korban.
Berdasarkan otopsi, korban mengalami luka lebam pada bagian dada, perut dan ulu hati diduga akibat benturan benda tumpul.
Kementerian Perhubungan memecat Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Capt. Weku F. Karuntu akibat kejadian ini. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga memerintahkan Kepala Badan Sumber Dana Manusia Kementerian Perhubungan untuk membentuk tim investigasi internal. "Ini untuk menginvestigasi mengapa kasus itu sampai terjadi lagi," kata Budi.