slidegossip.com - Ratusan pegawai PD Dharma Jaya, mengecam dan menghujat sikap arogan dan aturan yang dinilai tidak adil Direktur Utama PD Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusuma Jati. Para pegawai tersebut bahkan melakukan mogok massal, Kamis (8/9/2016). Para pegawai berdemo terkait kebijakan kontroversial salah satu BUMD Pemda DKI Jakarta tersebut, yakni tidak adanya kebebasan pegawai dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
"Misalnya Ibu Dirut meminta pegawai menjalan ibadah shalat Jumat secara bergantian. Ini kan tidak masuk akal namanya," kata kata Ketua Serikat Pekerja PD Dharma Jaya, Amrun ME.
"Mungkin karena merasa sangat dekat dan disayang Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama), makanya Ibu Dirut berani sewenang-wenang dan sering mengeluarkan kebijakan kontroversial," lanjut Amrun.
Bukan hanya masalah ibadah, para pegawai juga menyuarakan tuntutan lain yakni Serikat Pekerja PD Dharma Jaya adalah tenaga kontrak yang sudah bekerja lebih dari tiga tahun agar diangkat menjadi pegawai tetap.
"Tuntutan lainnya, kami meminta perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti pegawai terdaftar dalam BPJS Kesehatan, pembayaran sesuai UMP dan lainnya," kata Amrun.
Pernyataan arogan sang dirut PD Dharma Jaya ini juga mendapat tanggapan dari Anggota Komisi B DPRD DKI Endah Parjoko. Disla menegaskan dewan akan menunda rencana pemberian dana penyertaan modal pemerintah (PMP) untuk PD Dharma Jaya di APBD 2017 sebesar Rp 98 miliar.
"Dewan minta agar pemberian dana PMP untuk PD Dharma Jaya sebesar Rp 98 miliar ditunda dulu. Kalau perlu dibatalkan," kata politisi Partai Gerindra DKI ini, Senin lalu (5/9/2016).
"Saya juga minta agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI melakukan audit terhadap BUMD itu. Saya minta juga agar jajaran direksi jangan semena-mena melakukan kebijakan yang justru merugikan karyawan," katanya.
Mengenai ibadah shalat jumat yang dibagi jadi dua shift, Endah sangat menyayangkan bila kebijakan itu benar-benar dibuat oleh Dirut PD Dharma Jaya. "Bila pengaturan shalat (jumat) jadi dua shift benar terjadi, itu sangat saya sayangkan. Itu sangat tidak etis dikeluarkan seorang dirut BUMD," ujar Endah.