slidegossip.com - Asisten cantik Presiden Direktur XL Axiata, Hayriantira alias Rian (37 tahun) yang sebelumnya dilaporkan hilang, ternyata telah meninggal dunia karena dibunuh oleh kekasihnya sendiri, Andy Wahyudi. Butuh waktu cukup lama untuk menguak misteri hilangnya Hairyantira atau Rian yang ternyata menjadi korban pembunuhan ini.
Hayriantira dilaporkan hilang oleh keluarganya, sejak bulan November 2014 lalu. Menurut keterangan keluarga, korban sudah tidak bisa dikontak sejak November 2014. Saat itu, keluarga telah melakukan pencarian korban ke teman-teman dan orang terekat korban.
"Ibu korban sudah berusaha mencari informasi soal korban kepada teman-teman kantornya, teman sekolahnya dulu dan orang-orang terdekat korban tetapi korban tidak ditemukan," papar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Khrisna Murti.
Perempuan cantik yang akrab disapa Rian itu masih eksis di media sosial sampai awal Oktober tahun lalu. Rian yang memakai akun @riantira di Twitter, terakhir ngetweet pada tanggal 15 Oktober 2014. Saat itu dia tengah bertegur sapa dengan seorang rekannya.
Di linimasa Twitter, Rian tergolong jarang berkicau. Dalam sebulan dia kira-kira hanya berkicau sekitar 6-7 kali, itu pun lebih ke postingan dia di Path yang sudah tersinkronkan dengan Twitter. General Manager Corporate Communication XL, Tri Wahyuningsih menyebut Rian terakhir berkantor pada Oktober 2014.
"Statusnya dia mantan karyawan XL. Terakhir ngantor Oktober (2014)," ujarnya
Pada tanggal 14 April 2015, keluarga melaporkan hilangnya Hairyantira. Tim Unit 1 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya selanjutnya melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap korban. Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan selama April-Juli 2015 dilakukan pencarian. Polisi juga mencari teman dekat Rian, Andy Wahyudi (AW) yang bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang alat kesehatan di Jatibening, Bekasi.
Pada tanggal 28 Mei 2015, polisi mengungkap pemalsuan tandatangan terkait kepemilikan mobil Rian oleh Andy. Dari hasil labfor diketahui, tandatangan untuk mengambil BPKP mobil Honda Mobilio B 1277 EOA milik Rian di showroom Depok, ternyata dipalsukan Andy.
"Diketahui bahwa tandatangan tersebut hasil scanning," ujar AKBP Herry.
AW dalam pengakuan awalnya menyebut Rian memiliki utang sehingga mobil tersebut diberikan kepada AW sebagai pelunasan utang.
Pada tanggal 9 Juli 2015, AW ditangkap di rumahnya di Duren Sawit Jakarta Timur, terkait proses hukum kasus pemalsuan. Selama proses pemeriksaan kasus pemalsuan, AW tidak mengaku membunuh korban. Polisi juga mengamankan mobil milik Rian saat penangkapan.
Pada pertengahan Juli 2015, AW baru mengaku membunuh Rian di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat yang dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2014. AKBP Herry menuturkan, polisi juga mengecek ke Polres Garut untuk mengkonfirmasi penemuan mayat di hotel dan tanggal yang disebutkan AW.
"Dan ternyata memang ada," katanya.
AW mengaku membunuh korban dengan cara membekap mulutnya hingga tewas dan setelah itu mayat korban dimasukkan ke dalam bak mandi dengan direndam air panas, yang kemungkinan untuk menghilangkan jejak sidik jari. Dari CCTV hotel juga terlihat mobil Rian keluar dari hotel menggunakan pelat nomor palsu.
"Sejauh ini tersangka mengaku membunuh korban karena persoalan pribadi," ujar AKBP Herry.
Kronologi pembunuhan Hayriantira :
Andy Wahyudi langsung meninggalkan kamar hotel Cipaganti, Jl Raya Cipanas, Tarogong, Garut, Jabar, usai membunuh Hayriantira atau Rian. Andy meninggalkan jasad Rian di dalam kamar dan menguncinya dari luar.
"Kuncinya saya bawa, saya masukan ke tasnya dia (Rian)," kata Andy usai melakukan pra-rekonstruksi di lokasi, Kamis (6/8/2015).
Selain kunci, tas Rian yang dibawa Andy berisi pakaian Rian yang dikenakan dihari pembunuhan, iPhone 3S, BlackBerry, dompet berisi ATM, sejumlah uang, KTP, kartu kredit dan barang pribadi lainnya.
"Kemudian tas itu saya buang di halte di Garut, saya tidak ingat persis nama tempatnya. Pokoknya itu halte terminal besar," kata Andy.
Barang bukti itu memang belum ditemukan sampai saat ini. Pihak Polres Garut dan Subdit Jatanras Polda Metro Jaya akan mencari barang bukti tersebut.
"Itu kan sudah lama sekali ya, kemungkinan besar sudah tidak ada, tetapi kita upayakan mencari barang buktinya," jelas Kapolres Garut AKBP Arif Rachman.
(detik)