Ilmuwan akhirnya berhasil menemukan mutasi genetik terkait mengapa beberapa orang telihat pemalas daripada orang lain. Ilmuwan lantas berusaha menciptakan obat atau pil untuk melawan rasa malas. Mengutip dailymail, 'gen kentang' yang berperan penting di dalam otak membuat beberapa orang cenderung kurang berolahraga. Itu sama artinya lebih mungkin menambah berat badan dan mengidap masalah kesehatan lainnya.
Penelitian oleh ilmuwan dari University of Aberdeen dan Chinese Academy of Sciences tersebut membuka kemungkinan menciptakan obat yang mampu mengurangi rasa malas. Ilmuwan membandingkan tikus normal dengan orang-orang bermutasi utama tersebut. Ilmuwan menemukan gen menghasilkan protein yang berperan penting bagi sistem dopamin otak, yang meningkatkan kecenderungan seseorang melakukan aktivitas fisik.
Tikus bergen bermutasi memiliki jauh lebih sedikit jenis reseptor dopamin pada permukaan sel-sel otak mereka. Sebaliknya, reseptor dopamin terjebak dalam sel, yang berarti proses signaling mereka tak berfungsi baik.
Tapi ketika tikus yang terkena menerima obat yang mengaktifkan reseptor dopamin, masalah tersebut menjadi terbalik. Tikus menjadi lebih aktif dan kehilangan berat badan. Pemimpin studi Profesor Wei Li mengatakan, hasil ini dapat menjadi pengobatan bagi manusia.
"Kami menemukan tikus dengan mutasi gen tersebut. Mereka berjalan hanya sekitar sepertiga daripada tikus biasa, dan ketika mereka pindah jalannya lebih lambat. Mungkin bisa mengidap diabetes, tekanan darah tinggi dan obesitas," terang Wei Li.
Ilmuwan, yang karyanya rilis di dalam jurnal PLoS Genetics tersebut melibatkan 400 pasien orang Cina kelebihan berat badan dengan sindrom metabolik. Ilmuwan menemukan dua dari mereka memiliki mutasi genetik sama.
Ilmuwan berharap di masa depan orang-orang bersindrom metabolik dapat tersaring demi mengamati mutasi tersebut. Tujuannya, agar obat bisa menjadi ampuh. Ilumwan lain, Profesor John Speakman dari University of Aberdeen menambahkan dengan mengatakan, "Meski hanya sekitar satu dari 200 orang memiliki mutasi langka, ada sejumlah besar orang di seluruh dunia yang memiliki sindrom metabolik. Akibatnya, populasi penderita yang dapat mengambil manfaat dari obat reseptor dopamin bagi jutaan pasien."
[aji/inilah.com]