Menjadi korban 'pencopet elite' di kabin Garuda Indonesia pada penerbangan GA 866 dari Jakarta menuju Bangkok pada Rabu (18/12/2013) silam, membuat Kristiantoko kelimpungan sesampainya di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Thailand. Ia lalu mengubungi sejumlah rekan seperusahaannya di sana. Lalu ia menceritakan kejadian yang ia alami ke mereka, termasuk rekan Kris bernama Rio. Tak dinyana, cerita ini mampu menyelamatkan uang sekira 5.000 dolar Amerika milik seorang WNA yang bepergian ke Jakarta.
Kris menyebut, aksi komplotan 'pencopet elite' di kabin pesawat Garuda yang tengah mengudara kembali terulang. Hanya saja, kali ini disaksikan oleh Rio, temannya yang ia sebelumnya sudah ia ceritakan soal musibah yang menimpanya saat berangkat ke Bangkok.
"Cerita soal musibah yang saya alami membuat Rio waspada. Ia pun memperhatikan orang-orang yang naik di kabin pesawat. Kebetulan, kami pulang naik Garuda juga, hanya saja berbeda hari. Saya lebih dulu pulang ke Jakarta tanggal 20 Desember 2013 silam," tutur Kris pada Tribunnews.com, Selasa (14/1/2014).
Berdasarkan cerita dari Rio, Kris menyebut, aksi para pencopet ini persis sama seperti musibah yang menimpa dirinya. Tak lama setelah pesawat lepas landas, tiga orang bangkit dari tempat duduk untuk mengambil tas di sejumlah kompartemen.
"Kebetulan Rio sengaja memperhatikan. Seseorang mengambil tas yang ada di kompartemen di atas tempat duduk Rio. Tas itu milik penumpang di sebelah Rio. Penumpang itu seorang 'bule', saat tas diambil yang punya tengah tidur," kata Kris menuturkan kesaksian Rio.
Setelah tas diambil pelaku lalu dikembalikan ke kompartemen, Rio lalu membangunkan penumpang yang ada di sebelahnya. Rio lalu menjelaskan apa yang barusan ia lihat dan meminta penumpang tersebut memeriksa isi tas.
"Benar saja, si 'bule' kehilangan uang sebesar 5 ribu dolar Amerika. Rio dan bule itu lalu menghubungi kru kabin untuk tak membiarkan para pelaku turun dari pesawat saat nanti mendarat," tutur Kris.
Saat pesawat mendarat, kru kabin Garuda Indonesia kemudian memeriksa pelaku yang diduga mengambil tas. Seperti yang disebutkan Rio, Kris menuturkan dari tiga terduga pelaku, pihak Garuda memeriksa dua orang.
Dari seorang terduga pelaku memang didapati uang sejumlah kehilangan dari si bule. Pihak maskapai lalu meneruskan masalah ini ke petugas keamanan di Bandara Soekarno Hatta.
"Teman saya Rio bahkan ikut saat pemeriksaan, ia kan jadi saksi. Hanya sayangnya, kasus ini tak diperpanjang oleh si bule. Ia hanya ingin uangnya kembali tanpa mau meneruskan ini ke ranah hukum. Diketahui para pelaku pencopetan berpaspor asal China. Mereka kerap bepergian dengan rute luar negeri. Terakhir sebanyak delapan kali dalam sebulan mereka bepergian dengan rute luar negeri," kata Kris.
Karena si bule enggan memperkarakan kejadian tersebut, dua pelaku disebutkan dilepaskan usai mengembalikan uang si bule. Pihak maskapai disebutkan mendata identitas para pelaku untuk kemudian dimasukkan dalam daftar hitam bagi maskapai.
"Saya sudah melaporkan hal ini ke pihak Garuda Indonesia soal peristiwa itu dan pencurian yang terjadi pada saya. Pihak maskapai melalui humasnya bernama Merlin menyebut, Garuda Indonesia memang kerap mendapat laporan kasus serupa. Jadi hendaknya waspada akan barang bawaan saat berada kabin pesawat khusunya soal 'Pencopet elite' yang menyamar sebagai penumpang," ujar Kris.
(tribunnews.com)