Mesir kini membuka diri untuk para wisatawan yang ingin menikmati liburan di pantai dengan berbikini dan minum minuman keras. Hal itu seperti dinyatakan oleh Menteri Periwisata Mesir, Hisham Zaazou yang beralasan kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke negara Mesir.
Jumlah wisatawan ke Mesir telah mengalami penurunan drastis setelah pemberontakan berdarah untuk menggulingkan Presiden Hosni Mubarak pada tahun 2011 lalu. Sebelumnya kelompok radikal Muslim Salafi telah menyerukan larangan alkohol dan wanita mengenakan pakaian renang di Mesir.
Tapi Zaazou menyatakan bahwa "Bikini dipersilakan di Mesir dan minuman keras masih dilayani" selama kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA). "Kami melakukan pembicaraan dengan kelompok-kelompok Salafi dan sekarang mereka memahami pentingnya sektor pariwisata," kata Zaazou seperti dilansir dari dailymail.
Mesir adalah tujuan wisata populer bagi warga Inggris tapi wisatawan terpaksa menunda perjalanannya menyusul pemberontakan pada tahun 2011.
Sebelum pemberontakan, pariwisata di Mesir bernilai lebih dari sepersepuluh dari output ekonomi Mesir. Pada 2010, negara menyambut 14,7 juta pengunjung, dan menghasilkan US$12,5 miliar, namun kedatangan menurun menjadi 9,8 juta dan pendapatan menurun menjadi US$8,8 miliar.
[mor]