Joko Widodo atau dikenal dengan nama Jokowi mempunyai tradisi unik, yaitu tidak mengambil gaji sebagai Pemimpin Daerah dan kini rencana tidak mengambil gaji itu pun akan dilakukan ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Perhitungan cepat pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran 2 ini memenangkan Jokowi dan Ahok, sehingga Jokowi diprediksikan akan menjadi "The Next" Gubernur di DKI Jakarta.
Sebagai pemimpin provinsi DKI Jakarta nantinya, Jokowi yang lahir di Surakarta pada tanggal 21 Juni 1961 ini berencana tidak akan mengambil gajinya sebagai Gubernur jika masih ada rakyat miskin di Jakarta. Uang gajinya sebagai gubernur natinya akan disumbangkan sebagai dana sosial untuk membantu rakyat-rakyat miskin di Jakarta.
"Selama masih ada yang miskin, kan bisa dipakai untuk yang membutuhkan," kata Jokowi.
Seperti yang kita ketahui, sebagai Walikota Solo, Jokowi tidak pernah mengambil gajinya untuk kepentingan pribadi. Gajinya sebagai walikota Solo selalu digunakan untuk hal-hal sosial. Sebagai walikota Solo, Jokowi mendapatkan gaji pokok sebesar Rp 7.250.500 serta tunjangan yang bernilai lebih dari Rp 22 juta.
Dari uang gajinya itu, Jokowi selalu memecahkan gajinya dengan nominal 10.000 hingga 50.000. Uang tersebut kemudian dibagikan kepada warga yang benar-benar miskin.
Jokowi sendiri tidak mau mengambil gajinya sebagai walikota Solo karena dirinya merasa masih berkecukupan dan tidak hidup kekurangan. Jokowi diketahui memiliki beberapa bisnis kecil yang mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Salah satu usaha atau bisnis yang dijalankan Jokowi adalah bisnis mebel rumah dan taman serta tekstil.
(Op);sumber:littlenewslittle.blogspot.com
(Op);sumber:littlenewslittle.blogspot.com