Hingga saat ini publik banyak yang bertanya, apa penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 yang membawa 47 orang penumpang dan kru pesawat itu di Gunung Salak, perbatasan Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat pada hari Rabu, tanggal 9 Mei 2012. Untuk mengetahui hal ini, seperti dilansir tempo.co.id, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memfokuskan penyelidikan penyebab jatuhnya Sukhoi Superjet 100 RA-36801 pada ada atau tidaknya izin untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10 ribu kaki ke 6.000 kaki.
"Mestinya, kalau sudah menurunkan ketinggian, sudah dapat izin dari Air Traffic Center (ATC)," kata Kepala KNKT Tatang Kurniadi kemarin. Menurut dia, percakapan itu tidak hanya ditangkap ATC Soekarno-Hatta, tapi juga ATC Halim Perdanakusuma.
Menurutnya, ada sedikitnya tiga kemungkinan penyebab jatuhnya Sukhoi itu. Selain faktor ATC, Ketua Asosiasi Pilot Garuda Stephanus Gerardus mengatakan tidak tertutup kemungkinan pilot sengaja melakukan demonstrasi manuver.
"Ini penerbangan promosi," ujarnya. "Banyak misteri yang harus dibongkar soal izin menurunkan ketinggian."
Beberapa pilot menduga, faktor lain yang bisa menjadi penyebab kecelakaan jatuh dan menghilangnya pesawat Sukhoi Superjet 100 adalah kondisi cuaca di Gunung Salak. Namun, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, cuaca di Bogor dan Gunung Salak pada hari Rabu, 9 Mei 2012, masih terbilang aman untuk penerbangan.
(Op)
(Op)