Sikap dan perkataan pelatih timnas PSSI, Wim Rijsbergen yang kasar menciptakan disharmonisasi antara para pemain timnas dengan pelatihnya. Wim Rijsbergen dinilai tak menghargai para pemain timnas sewaktu kontra dengan Bahrain. Karena itulah ramai-ramai pemain timnas menemui pelatih mereka yang lama, Alfred Riedl yang didepak pengurus PSSI yang baru dibawah pimpinan Djohar Arifin Husin di Plaza Senayan. Kabarnya, 7 pemain timnas mengancam mundur jika Rijsbergen tetap dipertahankan.
Mendengar timnas menemui dan curhat dengan Riedl, PSSI memberikan reaksi yang keras. Penanggung jawab timnas Brigjen TNI Bernhard Limbong menegaskan segera memanggil para pemain tersebut. Limbong yang juga Ketua Komisi Disiplin PSSI ini akan memanggil dan meminta keterangan pada Bambang Pamungkas cs. "Para pemain yang menemui Riedl akan kami panggil," tegas Limbong di kantor PSSI, Senayan.
"Secara substansi, bertemu Riedl tanpa sepengetahuan PSSI itu salah. Setelah bertemu Riedl, ada penolakan terhadap Wim tapi ini baru isu. Saya selaku Ketua Komite Displin menanyakan apa substansi pertemuan itu. Kami risih kalau Riedl menemui pemain dalam kondisi seperti ini," jelasnya.
"Saya tak mengerti untuk apa dia (Riedl) memanggil para pemain. Saya tak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi, saya ingin Riedl meninggalkan Indonesia dan tidak lagi mencampuri urusan Timnas," tegas Limbong.
Sementara itu, Ketum PSSI, Djohar Arifin Husin membantah adanya perpecahan dalam timnas PSSI. "Pemain dan pelatih boleh saja kecewa, tapi harus tetap fokus untuk menghadapi laga yang tersisa. Saya tidak mau ada gangguan apapun," pinta Djohar.
Senada dengan Djohar, Sekjen PSSI, Tri Goestoro menambahkan, pihaknya berharap agar pelatih dan pemain bisa mengendalikan emosi. "Masing-masing orang punya karakter, tapi ke depannya harus bisa menahan diri. Yang jelas, kalau berjuang jangan setengah-setengah, tapi harus sampai akhir," tegasnya.
Sedang dari timnas PSSI, Firman Utina mengaku, bahwa dirinya dan rekan setimnya membutuhkan figur kebapakan. "Saat ini kami bagaikan anak ayam yang ditinggal induk," katanya.
Menanggapi intrik di timmas, mantan pelatih timnas Benny Dolo angkat bicara. Dia berharap PSSI mau mendengar aspirasi masyarakat.
"Saat ini desakan untuk mengganti pelatih timnas Wim Rijsbergen semakin besar. Meski bukan solusi yang tepat, PSSI sebaiknya mendengarkan suara masyarakat," ungkap Benny yang akrab disapa Bendol itu. Dia menilai Wim memiliki banyak kekurangan dalam menangani timnas senior proyeksi Pra Piala Dunia (PPD) 2014. Selain komunikasi yang kurang baik, Bendol juga menilai Wim tidak lebih baik dari pelatih sebelumnya, Alfred Riedl.
"Saya sudah pernah sampaikan hal ini kepada Bob Hippy (koordinator timnas). Apa sih permainan yang beda dengan sebelumnya? Meski hanya di kelas ASEAN, Riedl setidaknya memberikan sistem yang beda," imbuh Bendol.
(ali/sir)
"Secara substansi, bertemu Riedl tanpa sepengetahuan PSSI itu salah. Setelah bertemu Riedl, ada penolakan terhadap Wim tapi ini baru isu. Saya selaku Ketua Komite Displin menanyakan apa substansi pertemuan itu. Kami risih kalau Riedl menemui pemain dalam kondisi seperti ini," jelasnya.
"Saya tak mengerti untuk apa dia (Riedl) memanggil para pemain. Saya tak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi, saya ingin Riedl meninggalkan Indonesia dan tidak lagi mencampuri urusan Timnas," tegas Limbong.
Sementara itu, Ketum PSSI, Djohar Arifin Husin membantah adanya perpecahan dalam timnas PSSI. "Pemain dan pelatih boleh saja kecewa, tapi harus tetap fokus untuk menghadapi laga yang tersisa. Saya tidak mau ada gangguan apapun," pinta Djohar.
Senada dengan Djohar, Sekjen PSSI, Tri Goestoro menambahkan, pihaknya berharap agar pelatih dan pemain bisa mengendalikan emosi. "Masing-masing orang punya karakter, tapi ke depannya harus bisa menahan diri. Yang jelas, kalau berjuang jangan setengah-setengah, tapi harus sampai akhir," tegasnya.
Sedang dari timnas PSSI, Firman Utina mengaku, bahwa dirinya dan rekan setimnya membutuhkan figur kebapakan. "Saat ini kami bagaikan anak ayam yang ditinggal induk," katanya.
Menanggapi intrik di timmas, mantan pelatih timnas Benny Dolo angkat bicara. Dia berharap PSSI mau mendengar aspirasi masyarakat.
"Saat ini desakan untuk mengganti pelatih timnas Wim Rijsbergen semakin besar. Meski bukan solusi yang tepat, PSSI sebaiknya mendengarkan suara masyarakat," ungkap Benny yang akrab disapa Bendol itu. Dia menilai Wim memiliki banyak kekurangan dalam menangani timnas senior proyeksi Pra Piala Dunia (PPD) 2014. Selain komunikasi yang kurang baik, Bendol juga menilai Wim tidak lebih baik dari pelatih sebelumnya, Alfred Riedl.
"Saya sudah pernah sampaikan hal ini kepada Bob Hippy (koordinator timnas). Apa sih permainan yang beda dengan sebelumnya? Meski hanya di kelas ASEAN, Riedl setidaknya memberikan sistem yang beda," imbuh Bendol.
(ali/sir)