Sebenarnya manajer tim sepakbola Manchester United Alex Ferguson telah mempersiapkan pertandingan babak final Liga Champions setidaknya sejak pertengahan bulan Mei ini. Begitu gelar juara Liga Utama dipastikan diraih sekitar dua pekan lalu, menyusul hasil skor 1-1 di kandang Blackburn, Ferguson langsung merancang strategi untuk mencoba menundukkan Barcelona.
Di berbagai latihan, Ferguson membagi skuad Manchester United menjadi dua bagian. Tim kesatu adalah tim utama dan satu lagi tim yang diminta menyalin cara bermain Barcelona. Ia juga menyiapkan dua formasi, 4-4-2 ketika unggul dan 3-4-3 ketika para pemainnya tertinggal.
Namun kenyataan menunjukkan kalau ternyata Manchester United tidak berdaya melawan anak-anak asuhan Pep Guardiola. Di partai puncak yang digelar di Stadion Wembley, Manchester United terlihat seperti tim kelas dua, mungkin malah kelas 3.
Seperti dikutip dari BB Indonesia, sejumlah media di Inggris menyebut setidaknya ada enam alasan mengapa Manchester United gagal meraih juara Liga Champions.
Dan inilah 6 (enam) alasan yang menyebabkan Manchester United (MU) kalah dari Barcelona (Barca) dan gagal meraih gelar sebagai juara Liga Champions musim ini :
1. Alasan pertama, Manchester United terlalu cepat kedodoran setelah menguasai pertandingan di 10 menit pertama. Pada periode 10 menit pertama ini para pemain MU berhasil mengacaukan Barcelona dengan tackle yang rapi dan bisa membangun serangan. Sergio Busquets kedodoran dan bahkan Lionel Messi mengalami disorientasi. Namun keunggulan Manchester United ini hanya bertahan selama 10 menit karena setelah ini mereka gagal mempertahankan tempo super cepat tersebut.
2. Alasan kedua, Barcelona berhasil menemukan ritme permainan yang sempat hilang. Ketika Manchester United dominan di awal babak pertama, para pemain Barcelona terus berupaya mengembangkan gaya yang selama ini mereka anut, yakni serang lawan dengan umpan-umpan pendek yang mengalir lancar dari satu kaki ke kaki lain. Xavi lagi-lagi menjadi pengatur bola dan penguasa lapangan tengah. Begitu irama permainan ditemukan, permainan Manchester United pun bisa diredam.
3. Alasan ketiga, faktor Messi. Penyerang asal Argentina ini menunjukkan dan membuktikan mengapa dia adalah pemain terbaik dunia. Ia mencetak satu gol dan berkontribusi besar pada satu gol lainnya. Ia meneror barisan pertahanan Manchester United dengan begitu mudah. Dua poros halang Manchester Unied, Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic tak bisa menghentikan laju Messi.
4. Alasan keempat, Ryan Giggs dan Antonio Valencia gagal unjuk gigi. Di usia 37 tahun, Giggs jelas telah melampaui era keemasannya. Ia tampak letih dan tak bisa mengimbangi segitiga Barcelona, yakni Messi-Xavi-Iniesta. Mungkin Ferguson menurunkan Giggs dengan asumsi pengalamannya dibutuhkan menghadapi tim maut seperti Barcelona. Tapi kali ini, keputusan Ferguson justru malah menjadi bumerang.
Bagi Valencia, pertandingan ini bisa menjadi ajang pembuktikan diri. Tadinya ia diplot untuk menusuk Barcelona melalui sisi kanan, karena di sektor inilah Bacelona dianggap paling lemah. Ia bisa berlari cepat dan ini telah ia buktikan di dua bulan terakhir di liga Inggris. Namun menghadapi Barcelona, ia gagal menunjukkan keunggulannya tersebut.
5. Alasan kelima, pertahanan yang rapuh. Para pemain Barcelona dibiarkan memiliki ruang gerak. Ketika gol pertama terjadi, Pedro nyaris tidak terkawal di depan gawang Edwin van der Sar. Bola dari kanan yang dihadang beberapa pemain Manchester United, dengan mudah disodorkan ke Pedro, yang masih bisa menipu Van der Sar. Untuk gol kedua, ruang gerak Messi juga sangat besar. Para analis sepak bola mengatakan, dua gol ini sebenarnya bisa dicegah oleh Manchester United.
6. Alasan keenam, Javier Hernandez tak mendapat pasok bola yang cukup. Ini tidak terlepas dari miskinnya kreativitas lapangan tengah Manchester United. Ketika pasok bola untuk penyerang tidak ada, bagaimana gol bisa tercipta dari kaki mereka?
(BBC/b);editor:Opung
Namun kenyataan menunjukkan kalau ternyata Manchester United tidak berdaya melawan anak-anak asuhan Pep Guardiola. Di partai puncak yang digelar di Stadion Wembley, Manchester United terlihat seperti tim kelas dua, mungkin malah kelas 3.
Seperti dikutip dari BB Indonesia, sejumlah media di Inggris menyebut setidaknya ada enam alasan mengapa Manchester United gagal meraih juara Liga Champions.
Dan inilah 6 (enam) alasan yang menyebabkan Manchester United (MU) kalah dari Barcelona (Barca) dan gagal meraih gelar sebagai juara Liga Champions musim ini :
1. Alasan pertama, Manchester United terlalu cepat kedodoran setelah menguasai pertandingan di 10 menit pertama. Pada periode 10 menit pertama ini para pemain MU berhasil mengacaukan Barcelona dengan tackle yang rapi dan bisa membangun serangan. Sergio Busquets kedodoran dan bahkan Lionel Messi mengalami disorientasi. Namun keunggulan Manchester United ini hanya bertahan selama 10 menit karena setelah ini mereka gagal mempertahankan tempo super cepat tersebut.
2. Alasan kedua, Barcelona berhasil menemukan ritme permainan yang sempat hilang. Ketika Manchester United dominan di awal babak pertama, para pemain Barcelona terus berupaya mengembangkan gaya yang selama ini mereka anut, yakni serang lawan dengan umpan-umpan pendek yang mengalir lancar dari satu kaki ke kaki lain. Xavi lagi-lagi menjadi pengatur bola dan penguasa lapangan tengah. Begitu irama permainan ditemukan, permainan Manchester United pun bisa diredam.
3. Alasan ketiga, faktor Messi. Penyerang asal Argentina ini menunjukkan dan membuktikan mengapa dia adalah pemain terbaik dunia. Ia mencetak satu gol dan berkontribusi besar pada satu gol lainnya. Ia meneror barisan pertahanan Manchester United dengan begitu mudah. Dua poros halang Manchester Unied, Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic tak bisa menghentikan laju Messi.
4. Alasan keempat, Ryan Giggs dan Antonio Valencia gagal unjuk gigi. Di usia 37 tahun, Giggs jelas telah melampaui era keemasannya. Ia tampak letih dan tak bisa mengimbangi segitiga Barcelona, yakni Messi-Xavi-Iniesta. Mungkin Ferguson menurunkan Giggs dengan asumsi pengalamannya dibutuhkan menghadapi tim maut seperti Barcelona. Tapi kali ini, keputusan Ferguson justru malah menjadi bumerang.
Bagi Valencia, pertandingan ini bisa menjadi ajang pembuktikan diri. Tadinya ia diplot untuk menusuk Barcelona melalui sisi kanan, karena di sektor inilah Bacelona dianggap paling lemah. Ia bisa berlari cepat dan ini telah ia buktikan di dua bulan terakhir di liga Inggris. Namun menghadapi Barcelona, ia gagal menunjukkan keunggulannya tersebut.
5. Alasan kelima, pertahanan yang rapuh. Para pemain Barcelona dibiarkan memiliki ruang gerak. Ketika gol pertama terjadi, Pedro nyaris tidak terkawal di depan gawang Edwin van der Sar. Bola dari kanan yang dihadang beberapa pemain Manchester United, dengan mudah disodorkan ke Pedro, yang masih bisa menipu Van der Sar. Untuk gol kedua, ruang gerak Messi juga sangat besar. Para analis sepak bola mengatakan, dua gol ini sebenarnya bisa dicegah oleh Manchester United.
6. Alasan keenam, Javier Hernandez tak mendapat pasok bola yang cukup. Ini tidak terlepas dari miskinnya kreativitas lapangan tengah Manchester United. Ketika pasok bola untuk penyerang tidak ada, bagaimana gol bisa tercipta dari kaki mereka?
(BBC/b);editor:Opung