Kuasa hukum Selly Yulistiawaty, Ramdhan Alamsyah, mengatakan, aksi Selly dalam menggalang uang jutaan rupiah dari teman-temannya itu bukanlah kemauan pribadi Selly. Ia melihat Selly melakukan itu semua lantaran bertindak di bawah sadar. "Saya akui dia itu ketemu orang baru bisa langsung pinjam uang. Dia nggak tahu kenapa bisa sampai seperti itu karena menurut saya itu bekerja di bawah alam sadarnya," kata Alamsyah, Rabu (30/3/2011) di Polres Kota Bogor.
Ramdhan juga menampik anggapan pernyataannya tersebut hanya sebagai alibi pembenaran tindakan Selly. "Bagaimanapun klien saya down, saya ini bukan hanya pengacara tapi teman dia. Saya berusaha netral. Kalau semua bilang dia penipu, coba buktikan," ujarnya. Untuk memperkuat dugaan gangguan kejiawaan yang dialami Selly, tim kuasa hukum telah menyiapkan seorang psikiater di Jakarta.
"Di Jakarta, seorang psikiater sudah siap untuk menyertai kebenaran ini bahwa Selly bukan penipu," ujarnya. Adapun Selly seorang janda berusia 25 tahun dan beranak satu ini memang sudah menjadi incaran polisi dan buron sejak Maret 2010. Selly diketahui melancarkan aksi penipuan dengan modus jual-beli ponsel dan pulsa di berbagai kota seperti Bogor, Jakarta, Yogyakarta, hingga tertangkap di Denpasar, Bali.
Nama "Selly Sang Penipu Ulung" pun berkibar di Facebook dan Kaskus. Dari situ, banyak ketahuan korban terkena penipuan perempuan asal Jakarta Selatan ini. Dalam melancarkan aksi, Selly menawarkan investasi bisnis pulsa dengan harga sangat murah. Ia meminta korbannya mengirimkan uang apabila ingin berbisnis pulsa.
Setelah uang dikirim, Selly hilang bak ditelan bumi membawa kabur uang-uang kiriman tersebut. Selain menipu dengan modus bisnis pulsa dan ponsel, pada tahun 2009, Selly sempat mengaku-aku sebagai wartawan Kompas dan akhirnya menipu sampai Rp 30 juta dengan dalih meminjam uang. Selain di Kompas, Selly dikabarkan pernah bekerja di Hotel Gran Mahakam. Di sana, aksi Selly juga dilakukan dengan meminjam uang dari teman-teman sekantornya. Dua bulan berkantor di Hotel Gran Mahakam, Selly juga langsung menghilang membawa kabur uang pinjamannya itu.
Rabu kemarin, Yusral Rohban, ayahanda Selly Yulistiawaty alias Rasellya Rahman Taher (25), mengunjungi putrinya yang tersangkut kasus penipuan, Rabu (30/3/2011) di Mapolres Kota Bogor. Yusral hadir sekitar pukul 17.00 WIB bersama dua orang kuasa hukum Selly.
Saat mendatangi rumah tahanan Mapolres Kota Bogor, Yusral menutupi sebagian wajahnya dengan masker dan enggan berkomentar kepada wartawan. Di dalam kunjungan keduanya ini, Yusral membawa dua kantong plastik yang berisi air mineral, mi instan, roti, dan nasi uduk untuk Selly.
Selain makanan, Yusral juga sudah menyiapkan peralatan mandi. Akan tetapi, sesaat sebelum masuk ke dalam sel tahanan, dua barang yang dibawa Yusral ditahan polisi, yakni sendok dan handuk yang dinilai mampu disalahgunakan tahanan.
Melalui layar monitor, Selly yang berada di sel tahanan nomor empat bersama dua orang lainnya tampak santai menyantap roti kiriman ayahnya sambil berbincang dengan ayah dan dua kuasa hukumnya. Usai makan, sembari bersila di lantai sel tahanannya yang kosong tanpa fasilitas apa pun termasuk kasur, Selly berbincang kembali dengan ayahnya yang berada di luar sel.
penulis:Sabrina Asril;editor:I Made Asdhiana, Robert Adhi Kusumaputra;foto:facebook
"Di Jakarta, seorang psikiater sudah siap untuk menyertai kebenaran ini bahwa Selly bukan penipu," ujarnya. Adapun Selly seorang janda berusia 25 tahun dan beranak satu ini memang sudah menjadi incaran polisi dan buron sejak Maret 2010. Selly diketahui melancarkan aksi penipuan dengan modus jual-beli ponsel dan pulsa di berbagai kota seperti Bogor, Jakarta, Yogyakarta, hingga tertangkap di Denpasar, Bali.
Nama "Selly Sang Penipu Ulung" pun berkibar di Facebook dan Kaskus. Dari situ, banyak ketahuan korban terkena penipuan perempuan asal Jakarta Selatan ini. Dalam melancarkan aksi, Selly menawarkan investasi bisnis pulsa dengan harga sangat murah. Ia meminta korbannya mengirimkan uang apabila ingin berbisnis pulsa.
Setelah uang dikirim, Selly hilang bak ditelan bumi membawa kabur uang-uang kiriman tersebut. Selain menipu dengan modus bisnis pulsa dan ponsel, pada tahun 2009, Selly sempat mengaku-aku sebagai wartawan Kompas dan akhirnya menipu sampai Rp 30 juta dengan dalih meminjam uang. Selain di Kompas, Selly dikabarkan pernah bekerja di Hotel Gran Mahakam. Di sana, aksi Selly juga dilakukan dengan meminjam uang dari teman-teman sekantornya. Dua bulan berkantor di Hotel Gran Mahakam, Selly juga langsung menghilang membawa kabur uang pinjamannya itu.
Rabu kemarin, Yusral Rohban, ayahanda Selly Yulistiawaty alias Rasellya Rahman Taher (25), mengunjungi putrinya yang tersangkut kasus penipuan, Rabu (30/3/2011) di Mapolres Kota Bogor. Yusral hadir sekitar pukul 17.00 WIB bersama dua orang kuasa hukum Selly.
Saat mendatangi rumah tahanan Mapolres Kota Bogor, Yusral menutupi sebagian wajahnya dengan masker dan enggan berkomentar kepada wartawan. Di dalam kunjungan keduanya ini, Yusral membawa dua kantong plastik yang berisi air mineral, mi instan, roti, dan nasi uduk untuk Selly.
Selain makanan, Yusral juga sudah menyiapkan peralatan mandi. Akan tetapi, sesaat sebelum masuk ke dalam sel tahanan, dua barang yang dibawa Yusral ditahan polisi, yakni sendok dan handuk yang dinilai mampu disalahgunakan tahanan.
Melalui layar monitor, Selly yang berada di sel tahanan nomor empat bersama dua orang lainnya tampak santai menyantap roti kiriman ayahnya sambil berbincang dengan ayah dan dua kuasa hukumnya. Usai makan, sembari bersila di lantai sel tahanannya yang kosong tanpa fasilitas apa pun termasuk kasur, Selly berbincang kembali dengan ayahnya yang berada di luar sel.