Misteri dugaan pencurian di salah satu kamar delegasi Indonesia di lantai 19 Hotel Lotte, Seoul, Korea Selatan mulai terkuak. Kamar yang diduga telah dimasuki pencuri itu ternyata diinapi salah seorang staf Menteri Perindustrian MS Hidayat. "Staf Pak Hidayat itu merasa bahwa kamarnya ada yang memasuki, sehingga kemudian dia melapor kepada petugas pengamanan hotel. Lalu, mereka memeriksa melalui kamera CCTV, dan memang ada orang yang masuk. Namun, kemudian diketahui bahwa ketiga orang tersebut salah kamar," ungkap Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Menurut Hatta, keterangan tersebut dia peroleh langsung dari Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Nicolas T Dammen yang dihubungi melalui telpon. Setelah kondisi kamar dinilai aman, staf Menteri Perindustrian itu tidak melanjutkan laporan pencuriannya itu. "Saya juga kaget, kok selama saya di Korea kemarin (15-17 Februari 2011) tidak ada berita tentang pencurian ini. Sekarang semuanya sudah jelas," katanya.
Diberitakan sebelumnya, laptop salah satu anggota delegasi Indonesia sempat dicuri dan disalin datanya. Media lokal di Korea Selatan, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap melaporkan bahwa data dalam laptop salah satu anggota delegasi Indonesia dicuri tiga orang tersangka. Pelaku menyalin data yang diduga data-data informasi rahasia militer terkait rencana pembelian pesawat tempur Korea Selatan oleh militer Indonesia menggunakan USB memory stick. Polisi menduga pelaku bagian dari jaringan mata-mata internasional dan sengaja mengincar delegasi tersebut mengingat lokasi kamar di lantai 19 hotel tempat menginap.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, pemberitaan mengenai pencurian data militer Indonesia di salah satu hotel di Korea Selatan, tidak benar. "Tidak ada rahasia militer Indonesia yang dibawa-bawa ke Korsel. Delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa hanya menyampaikan rencana pembangunan enam koridor ekonomi, yang akan mempercepat pembangunan di Indonesia," kata Djoko Suyanto kepada Kompas, Senin (21/2/2011) pagi ini di Jakarta.
Menurut Djoko, meskipun salah satu anggota delegasi Indonesia adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Indonesia datang ke Korea Selatan untuk menawarkan investasi, seperti halnya Indonesia mengajak Jepang dan India untuk ikut berinvestasi. "Jadi, yang dicuri adalah laptop staf Menteri Perindustrian MS Hidayat. Pak Menhan sebagai anggota delegasi tidak membawa data-data apa pun tentang militer Indonesia," ujarnya.
Tiga tersangka pelaku pencurian data-data di laptop milik delegasi Pemerintah Indonesia saat berkunjung ke Korea Selatan bebas melakukan aksinya karena lokasi kejadian tidak dijaga aparat keamanan sama sekali. Seperti diwartakan media lokal Korsel, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap.
Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19. Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2/2011) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur. Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Polisi setempat telah mengamankan rekaman CCTV yang memperlihatkan tiga orang tersangka. Namun, wajah pelaku sulit dikenali karena sangat jauh dari kamera yang merekam. pelaku diduga dengan sengaja mengincar kamar hotel delegasi Indonesia mengingat lokasinya di lantai 19.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle. Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
editor:Tri Wahono,Heru Margianto;foto:Orin Basuki
Diberitakan sebelumnya, laptop salah satu anggota delegasi Indonesia sempat dicuri dan disalin datanya. Media lokal di Korea Selatan, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap melaporkan bahwa data dalam laptop salah satu anggota delegasi Indonesia dicuri tiga orang tersangka. Pelaku menyalin data yang diduga data-data informasi rahasia militer terkait rencana pembelian pesawat tempur Korea Selatan oleh militer Indonesia menggunakan USB memory stick. Polisi menduga pelaku bagian dari jaringan mata-mata internasional dan sengaja mengincar delegasi tersebut mengingat lokasi kamar di lantai 19 hotel tempat menginap.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, pemberitaan mengenai pencurian data militer Indonesia di salah satu hotel di Korea Selatan, tidak benar. "Tidak ada rahasia militer Indonesia yang dibawa-bawa ke Korsel. Delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa hanya menyampaikan rencana pembangunan enam koridor ekonomi, yang akan mempercepat pembangunan di Indonesia," kata Djoko Suyanto kepada Kompas, Senin (21/2/2011) pagi ini di Jakarta.
Menurut Djoko, meskipun salah satu anggota delegasi Indonesia adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Indonesia datang ke Korea Selatan untuk menawarkan investasi, seperti halnya Indonesia mengajak Jepang dan India untuk ikut berinvestasi. "Jadi, yang dicuri adalah laptop staf Menteri Perindustrian MS Hidayat. Pak Menhan sebagai anggota delegasi tidak membawa data-data apa pun tentang militer Indonesia," ujarnya.
Tiga tersangka pelaku pencurian data-data di laptop milik delegasi Pemerintah Indonesia saat berkunjung ke Korea Selatan bebas melakukan aksinya karena lokasi kejadian tidak dijaga aparat keamanan sama sekali. Seperti diwartakan media lokal Korsel, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap.
Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19. Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2/2011) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur. Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Polisi setempat telah mengamankan rekaman CCTV yang memperlihatkan tiga orang tersangka. Namun, wajah pelaku sulit dikenali karena sangat jauh dari kamera yang merekam. pelaku diduga dengan sengaja mengincar kamar hotel delegasi Indonesia mengingat lokasinya di lantai 19.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle. Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
editor:Tri Wahono,Heru Margianto;foto:Orin Basuki