Seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai caddy girl di Lapangan Golf Cipayung, Jakarta Timur, ditemukan tewas tergantung di kamar kosnya, Jalan Bambu kuning Utara RT 010/02 Cipayung, Jakarta Timur, pada Sabtu (1/1/2010) siang. Tia Setiahati (21), nama caddy girl tersebut tewas tergantung dengan mengunakan kabel listrik yang terjerat di lehernya. Belum diketahui apa yang menjadi penyebab gadis cantik ini nekad gantung diri hingga tewas, namun ditemukan secarik kertas yang merupakan surat wasiat yang dibuatnya.
Dalam surat wasiat tersebut Tia menulis : "Ibu beserta keluarga Tia minta maaf, Tia banyak dosa dan salah. Tia cuma bikin keluarga sengsara, Tia ngga sanggup lagi hidup di dunia ini, karena Tia sudah beberapa kali gagal. Tia sayang semuanya. Selamat tinggal semuanya."
Korban bunuh diri yang merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara itu, baru tiga hari tinggal di tempat kos tersebut. Dia tinggal seorang diri, dan kedua orangtuanya tinggal di kampung halamannya di Lebak, Banten. Dadang (36), sang kakak yang pertama kali menemukan korban tewas tergantung, sebelumnya sempat melacak keberadaan Tia yang sempat tidak diketahui. Apalagi sang ibu sempat mendapatkan SMS dari Tia yang mengatakan permintaan maaf sebesar-besarnya. "Ibu yang suruh cari di mana Tia sekarang, kalau seandainya saya langsung tahu di mana tempat tinggalnya yang sekarang mungkin dia tidak seperti ini," ungkap Dadang.
Tia sebelumnya tinggal di kawasan Bambu Apus. Korban yang cepat akrab dengan para tetangga dinilai sebagai anak yang baik dan sopan kepada semuanya. Menurut Heru (31), pemilik kos, Tia terakhir terlihat pada hari Jumat siang lalu, saat itu saudaranya yang bernama Radit (22) mengatarkan korban pergi menggunakan sepeda motor. Dan malam harinya mereka kembali lagi ke rumah. Sejak itulah dia tidak terlihat lagi hingga Sabtu siang jasadnya sudah ditemukan tergantung di ruang tengah tempat kosnya.
"Saya hari Jumat siang lihat dia jalan sama Radit, tapi saya nggak tahu dia mau pergi kemana," imbuhnya. Untuk saat ini jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit RS Sukanto (Polri) Kramatjati untuk dilakukan otopsi, dan menurut keluarga akan langsung dimakamkan di kampung halamannya di Kampung Bantar Naga Keler RT 02/02 Leuwidahar, Lebak, Banten.
editor:Hertanto Soebijoto;sumber:tribunnews.com;foto:ilustrasi
Korban bunuh diri yang merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara itu, baru tiga hari tinggal di tempat kos tersebut. Dia tinggal seorang diri, dan kedua orangtuanya tinggal di kampung halamannya di Lebak, Banten. Dadang (36), sang kakak yang pertama kali menemukan korban tewas tergantung, sebelumnya sempat melacak keberadaan Tia yang sempat tidak diketahui. Apalagi sang ibu sempat mendapatkan SMS dari Tia yang mengatakan permintaan maaf sebesar-besarnya. "Ibu yang suruh cari di mana Tia sekarang, kalau seandainya saya langsung tahu di mana tempat tinggalnya yang sekarang mungkin dia tidak seperti ini," ungkap Dadang.
Tia sebelumnya tinggal di kawasan Bambu Apus. Korban yang cepat akrab dengan para tetangga dinilai sebagai anak yang baik dan sopan kepada semuanya. Menurut Heru (31), pemilik kos, Tia terakhir terlihat pada hari Jumat siang lalu, saat itu saudaranya yang bernama Radit (22) mengatarkan korban pergi menggunakan sepeda motor. Dan malam harinya mereka kembali lagi ke rumah. Sejak itulah dia tidak terlihat lagi hingga Sabtu siang jasadnya sudah ditemukan tergantung di ruang tengah tempat kosnya.
"Saya hari Jumat siang lihat dia jalan sama Radit, tapi saya nggak tahu dia mau pergi kemana," imbuhnya. Untuk saat ini jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit RS Sukanto (Polri) Kramatjati untuk dilakukan otopsi, dan menurut keluarga akan langsung dimakamkan di kampung halamannya di Kampung Bantar Naga Keler RT 02/02 Leuwidahar, Lebak, Banten.
editor:Hertanto Soebijoto;sumber:tribunnews.com;foto:ilustrasi