Salah seorang putra Rhoma Irama yang bernama Vicky Irama terpaksa harus berurusan dengan polisi. Vicky dilaporkan oleh seorang anggota salah satu organisasi massa (FBR) dengan tudingan tidak membayar uang sewa mobil selama 17 hari sejumlah Rp 4,5 juta. Kapolsek Tebet, Jakarta Selatan, Komisaris Udik Tanang, yang menangani kasus tersebut, menjelaskan hal itu ketika ditelepon wartawan, Selasa (4/1/2011). "Jadi, anak FBR (Forum Betawi Rempug) itu (Maulana) bermaksud mengambil Suzuki Carry yang disewa Vicky karena enggak dibayar. Ditagih ke rumahnya (Vicky), terus ribut mulut, sampai akhirnya dia (Maulana) melapor ke polisi supaya tidak ada masalah dengan organisasi," tutur Udik.
Lanjut Udik, mobil yang disewa telah dikembalikan oleh Vicky, sedangkan Vicky tidak perlu ditahan."Enggak sampai ditahan, Carry itu sudah dibalikin, tapi belum membayar uang sewanya," ujar Udik. "Paling, kena Pasal 351 (perbuatan tidak menyenangkan) dan itu ringan, enggak bisa ditahan," imbuhnya. Udik menekankan bahwa dalam kisruh antara Maulana dan Vicky sama sekali tak terjadi adu fisik. "Mukulin itu enggak begitu, enggak terjadi," tegasnya.
Udik juga mengatakan, pihaknya akan menangani kasus tersebut lebih lanjut. Namun, jika Vicky membayar utangnya dan kedua pihak yang berselisih memilih untuk berdamai maka proses hukum tak akan ditempuh. "Selanjutnya, kami nanti akan menunggu si pelapor dan memeriksa saksi dulu. Ini kan pidana ringan, bisa saja Vicky atau si pelapor berdamai dan mengembalikan utangnnya," jelasnya.
Sementara itu, pihak dari keluarga besar sang raja dangdut Rhoma Irama akhirnya angkat bicara terkait kabar dilaporkannya Vicky Irama ke Polsek Tebet, Jakarta Timur, oleh sebuah organisasi massa (ormas) ini. Debby Irama, kakak Vicky, menilai nama besar ayahnya, Rhoma Irama sengaja digunakan ormas tertentu untuk meraup keuntungan. "Memang yang saya tahu ada sekelompok orang yang mengatasnamakan ormas ingin mencari keuntungan soal itu," kata Debby saat dihubungi di Jakarta, Selasa (4/1/2011).
Debby menekankan bahwa Vicky tidak pernah sama sekali menyewa kendaraan tersebut seperti yang dituduhkan. "Enggak ada itu Vicky. Romy memang pernah sewa mobil dan itu sudah selesai masalahnya," kata Debby. "Kalau saya ambil kesimpulan, yang saya lihat memang ada sekelompok ormas yang mencari keuntungan dan itu tidak berhasil didapatkan dari adik saya, Romy," lanjutnya.
Debby pun menceritakan, pernah ada sejumlah orang dari ormas tertentu datang ke rumah untuk menagih utang. "Mereka itu kayak debt collector, sementara masalah utangnya sudah selesai. Misalnya utangnya Rp 1.000, tapi mereka mark up jadi Rp 1.500. Ini kan bukan instansi perusahaan seperti perusahaan besar, kenapa yang Rp 500 itu dibebankan kepada kami!" beber Debby. "Jadi, adik saya tidak mau membayar yang Rp 500 itu. Dia hanya membayar yang Rp 1000-nya dan itu sudah dibayar," lanjutnya.
Hingga saat ini, pihaknya mengaku tidak memerlukan jasa kuasa hukum untuk menuntaskan masalah tersebut. "Enggak (perlu) yah. Mungkin dari mereka saja yang membesar-besarkan karena mereka barangkali tidak puas karena tujuannya tidak tercapai, dengan tagline-nya "anaknya Rhoma Irama" aja kan sudah enggak benar," tuntas Debby.
penulis:Irfan Maullana;editor: Ati Kamil, Eko Hendrawan Sofyan;foto:kpl
Udik juga mengatakan, pihaknya akan menangani kasus tersebut lebih lanjut. Namun, jika Vicky membayar utangnya dan kedua pihak yang berselisih memilih untuk berdamai maka proses hukum tak akan ditempuh. "Selanjutnya, kami nanti akan menunggu si pelapor dan memeriksa saksi dulu. Ini kan pidana ringan, bisa saja Vicky atau si pelapor berdamai dan mengembalikan utangnnya," jelasnya.
Sementara itu, pihak dari keluarga besar sang raja dangdut Rhoma Irama akhirnya angkat bicara terkait kabar dilaporkannya Vicky Irama ke Polsek Tebet, Jakarta Timur, oleh sebuah organisasi massa (ormas) ini. Debby Irama, kakak Vicky, menilai nama besar ayahnya, Rhoma Irama sengaja digunakan ormas tertentu untuk meraup keuntungan. "Memang yang saya tahu ada sekelompok orang yang mengatasnamakan ormas ingin mencari keuntungan soal itu," kata Debby saat dihubungi di Jakarta, Selasa (4/1/2011).
Debby menekankan bahwa Vicky tidak pernah sama sekali menyewa kendaraan tersebut seperti yang dituduhkan. "Enggak ada itu Vicky. Romy memang pernah sewa mobil dan itu sudah selesai masalahnya," kata Debby. "Kalau saya ambil kesimpulan, yang saya lihat memang ada sekelompok ormas yang mencari keuntungan dan itu tidak berhasil didapatkan dari adik saya, Romy," lanjutnya.
Debby pun menceritakan, pernah ada sejumlah orang dari ormas tertentu datang ke rumah untuk menagih utang. "Mereka itu kayak debt collector, sementara masalah utangnya sudah selesai. Misalnya utangnya Rp 1.000, tapi mereka mark up jadi Rp 1.500. Ini kan bukan instansi perusahaan seperti perusahaan besar, kenapa yang Rp 500 itu dibebankan kepada kami!" beber Debby. "Jadi, adik saya tidak mau membayar yang Rp 500 itu. Dia hanya membayar yang Rp 1000-nya dan itu sudah dibayar," lanjutnya.
Hingga saat ini, pihaknya mengaku tidak memerlukan jasa kuasa hukum untuk menuntaskan masalah tersebut. "Enggak (perlu) yah. Mungkin dari mereka saja yang membesar-besarkan karena mereka barangkali tidak puas karena tujuannya tidak tercapai, dengan tagline-nya "anaknya Rhoma Irama" aja kan sudah enggak benar," tuntas Debby.
penulis:Irfan Maullana;editor: Ati Kamil, Eko Hendrawan Sofyan;foto:kpl