Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah dibangun sebuah lokasi yang bertujuan untuk wisata dan pendidikan, yang dinamakan Taman Pintar atau Science Center. Taman Pintar yang berlokasi di Jalan Pangeran Senopati dan bersebelahan dengan Benteng Vredeburg ini dibangun oleh gabungan swasta dan pemerintah Provinsi DI Yogyakarta yang pembangunannya dimulai sejak bulan Mei 2006 dan diresmikan pemakaiannya oleh dua menteri yakni Menristek (Menteri Riset dan Teknologi) Kusmayanto Kadiman dan Mendiknas (Menteri Pendidikan Nasional) Bambang Sudibyo pada tanggal 9 Juni 2007. Sedangkan Grand Opening (pembukaan) Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Disini, semua alat peraga iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) di Taman Pintar ini tidak hanya dapat dilihat, akan tetapi juga bisa disentuh dan dicoba oleh pengunjung. Dengan begitu, Taman Pintar ini diharapkan dapat merangsang rasa ingin tahu, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya iptek, memancing kreatifitas dan meningkatkan gairah belajar ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika, kimia dan biologi.
Motto dari Taman Pintar ini cukup sederhana yakni tiga-N (3N), "Niteni, Nirokake, Nambahi", yang merupakan kedalaman dari filosofi Ki Hadjar Dewantara. Dalam konteks masa kini, filosofi tersebut erat hubungannya dengan proses transfer teknologi yang mengacu pada konsep three-A (3A) yaitu "Adopt, Adapt, Advance".
Jumlah pengunjung obyek wisata edukasi Taman Pintar, DI Yogyakarta, pada libur Natal 2010 ini meningkat hingga 100 persen dibanding hari biasa. Sejak 8 Desember sampai 25 Desember 2010, jumlah pengunjung dari hari ke hari terus meningkat signifikan. Demikian dikatakan Koordinator Pemasaran dan Sponsorship Taman Pintar Yogyakarta, Agus Budi Rahmanto, di Yogyakarta, Sabtu (25/12/2010). "Jumlah sebanyak itu diprediksikan akan terjadi hingga 2 Januari 2011," katanya.
Sementara itu, jumlah pengunjung Taman Pintar dari Januari sampai 25 Desember 2010 terhitung 1.044.980 orang. Pihak pengelola Taman Pintar menargetkan jumlah pengunjung selama 2010 sebanyak satu juta orang. "Sekarang sudah terlampaui," ucapnya.
Menurut Agus, pengunjung Taman Pintar selama ini sebagian besar adalah rombongan siswa sekolah dasar dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan luar Jawa, antara lain Kalimantan dan Sumatera. Saat ini, daya tampung Taman Pintar dalam sehari sekitar 15.000 orang. "Mereka tidak hanya mendapatkan hiburan semata, tetapi juga memperoleh berbagai ilmu pengetahuan, di antaranya tentang perminyakan, kursus animasi, dan membatik," katanya.
editor:Opung, Latief;sumber wawancara:ANT;foto:Dinas Pariwisata
Motto dari Taman Pintar ini cukup sederhana yakni tiga-N (3N), "Niteni, Nirokake, Nambahi", yang merupakan kedalaman dari filosofi Ki Hadjar Dewantara. Dalam konteks masa kini, filosofi tersebut erat hubungannya dengan proses transfer teknologi yang mengacu pada konsep three-A (3A) yaitu "Adopt, Adapt, Advance".
Jumlah pengunjung obyek wisata edukasi Taman Pintar, DI Yogyakarta, pada libur Natal 2010 ini meningkat hingga 100 persen dibanding hari biasa. Sejak 8 Desember sampai 25 Desember 2010, jumlah pengunjung dari hari ke hari terus meningkat signifikan. Demikian dikatakan Koordinator Pemasaran dan Sponsorship Taman Pintar Yogyakarta, Agus Budi Rahmanto, di Yogyakarta, Sabtu (25/12/2010). "Jumlah sebanyak itu diprediksikan akan terjadi hingga 2 Januari 2011," katanya.
Sementara itu, jumlah pengunjung Taman Pintar dari Januari sampai 25 Desember 2010 terhitung 1.044.980 orang. Pihak pengelola Taman Pintar menargetkan jumlah pengunjung selama 2010 sebanyak satu juta orang. "Sekarang sudah terlampaui," ucapnya.
Menurut Agus, pengunjung Taman Pintar selama ini sebagian besar adalah rombongan siswa sekolah dasar dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan luar Jawa, antara lain Kalimantan dan Sumatera. Saat ini, daya tampung Taman Pintar dalam sehari sekitar 15.000 orang. "Mereka tidak hanya mendapatkan hiburan semata, tetapi juga memperoleh berbagai ilmu pengetahuan, di antaranya tentang perminyakan, kursus animasi, dan membatik," katanya.
editor:Opung, Latief;sumber wawancara:ANT;foto:Dinas Pariwisata