Kamis, 21 Oktober 2010

Tips dan Referensi Tempat Membeli Barang Bekas

Saat ini semakin marak saja toko yang menawarkan jasa menjual barang bekas. Kendati bekas pakai, namun barang tersebut masih banyak nilai gunanya bagi para calon konsumen. Tapi sebaiknya dalam membeli barang bekas, kita harus teliti dan jeli agar bisa mendapatkan barang yang masih layak digunakan. Berikut ini petunjuk yang mungkin bermanfaat bagi Anda yang ingin berbelanja barang bekas. Ini juga bisa dijadikan sebagai tips dalam membeli barang bekas agar tak tertipu :
1. Perabot rumah bekas
Sebelum membeli perabotan rumah dari kayu, seperti lemari pakaian, tempat tidur, atau meja makan, perhatikan jenis dan kondisi kayunya. Jangan tertipu model yang indah atau cat yang berkilap. Cat memang bisa menyembunyikan dan menutupi permukaan yang sudah rusak. Oleh sebab itu, perhatikan benar-benar kualitas barangnya.
Periksa juga fungsi-fungsi perabotan tersebut, misalnya pintu lemari, laci, dan lain-lain. Siapa tahu ada bagian yang patah dan ternyata disambungkan begitu saja. Segera minta pada penjual untuk dicarikan barang lain seandainya barang pilihan Anda kondisinya tidak sempurna. Jika tidak ada barang pengganti, lebih baik tidak usah dibeli.
2. Pakaian bekas/seken
Kita bisa membeli pakaian second di stan garage sale. Periksa setiap jahitan pada pakaian bekas yang akan Anda beli, terutama di bagian tersembunyi. Demikian juga dengan resletingnya. Cobalah buka-tutup beberapa kali sehingga Anda yakin resleting masih berfungsi dengan baik. Hitung pula kancingnya, apakah masih lengkap? Bila tidak, apakah memungkinkan membeli kancing-kancing baru yang sesuai dengan warna dan model pakaiannya? Jangan lupa, setibanya di rumah, cuci pakaian. Gunakan cairan disinfektan agar baju second bebas dari kotoran dan kuman.
3. Tas bekas
Hampir sama dengan membeli pakaian, jika hendak membeli tas bekas, lihat lebih dulu resleting atau kancingnya. Jika ada yang rusak, apakah memungkinkan untuk diperbaiki? Jika sepertinya biaya perbaikan tersebut lebih tinggi daripada harga tas, jangan beli tas bekas itu. Lebih baik Anda mencari tas baru saja.
Apabila hendak membeli koper bekas, teliti pegangan atau gagangnya. Siapa tahu sudah jebol atau putus, dan hanya dilem sekadarnya. Jangan lupa periksa bagian dalam tas koper, apakah ada bagian yang sobek atau berjamur? Bila salah satu bagian terbuat dari besi atau metal, pastikan bagian-bagian itu tidak berkarat.
4. Buku bekas
Jika ingin membeli buku bekas, teliti dulu halaman demi halamannya. Apakah tulisannya masih terbaca? Apakah halamannya tidak mudah robek atau lepas? Apakah semua halamannya lengkap? Cocokkan juga sampul dengan isi buku. Bisa jadi sampul buku berbeda dari isinya.
Di pasar buku yang sudah lumayan besar, biasanya penjualnya tidak menata buku-buku dengan rapi. Untuk memudahkan pencarian, selain menyebutkan judul dan nama pengarang, sebutkan juga ciri-ciri sampulnya jika tahu. Misalnya, warna dan corak sampul.
5. Ponsel atau handphone bekas
Walaupun bekas, usahakan untuk membeli ponsel atau hp (handphone) yang masih bergaransi, baik itu garansi toko maupun pabrik. Jika sekiranya terjadi apa-apa, Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Periksalah kondisi luar maupun dalam ponsel bekas tersebut, masih baik ataukah sudah cacat? Mintalah si penjual untuk membuka casing ponsel tersebut. Perhatikan kondisi LCD atau layar, apakah masih dalam keadaan baik atau sudah buram.
Selanjutnya hidupkan ponsel bekas itu. Coba semua tombol pada ponsel, apakah ada yang macet atau tidak berfungsi? Anda bisa menekan sembarang tombol angka sebanyak mungkin, dan pastikan ponsel tidak hang. Periksa juga fungsi-fungsi pada ponsel. Semua harus berfungsi dengan baik, seperti ringtone, kamera, suara, dan sebagainya.
Tanyakan kepada si penjual mengenai kondisi baterai, apakah masih baik atau bermasalah, alias bocor. Untuk menguji ketahanan baterai, Anda bisa melakukan panggilan bebas pulsa dalam jangka waktu cukup lama. Setelah itu lihat baterainya. Pastikan bahwa ponsel bekas tersebut bukan ponsel curian dengan melihat kelengkapannya, seperti dus, buku panduan, dan aksesori pelengkap.
6. Perhiasan bekas
Perhiasan bekas sering terlihat lebih antik dan klasik daripada perhiasan baru. Ini yang membuat beberapa perempuan lebih tertarik membeli. Saat melihat-lihat, carilah perhiasan yang masih dalam kondisi layak. Sebaiknya warna tidak pudar atau menghitam, tidak berkarat, dan hiasannya masih lengkap, misalnya batu zirconnya.
Bila terbuat dari rantai, periksa apakah ada bagian yang putus atau patah. Jangan sampai perhiasan terlepas saat Anda mengenakannya. Untuk anting, pastikan bagian penempel belakangnya masih utuh.
7. Barang elektronik bekas
Coba dulu barang elektronik bekas untuk mengetahui apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak. Ini perlu dilakukan sebelum membayar. Hal ini untuk menghindari rayuan oknum penjual barang yang kebanyakan punya prinsip mengutamakan uang daripada kualitas barang.
Pikirkan dengan matang selisih harga antara barang bekas yang akan dibeli dengan barang baru bergaransi resmi. Jika perbedaan harganya sangat mencolok, sampai 50 persen lebih murah daripada harga baru, Anda bisa membelinya. Namun jika perbedaannya hanya 10 persen, sebaiknya Anda beli saja yang baru.

Berikut ini adalah referensi tempat-tempat penjualan barang bekas (second) untuk Anda :
1. Toko Babe, Jl RE Martadinata no. 111, Bandung. Menjual produk pakaian (fashion), perabotan, elektronik, alat musik, dan lain-lain.
2. Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Menjual elektronik dan perhiasan dari batu.
3. Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan. Menjual berbagai perabot rumah tangga, perlengkapan bayi, kursi roda, dan perabot kamar mandi.
4. Pasar Buku, Jl Kwitang Raya, Jakarta Pusat. Menjual buku-buku atau majalah bekas.
5. Pasar Furniture Kantor, Jl Saharjo dan Jl Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Menjual kursi-kursi kantor, brankas, dan lemari.
6. Pasar Poncol, Jakarta Pusat. Menjual kaset, batu akik, jam kuno, lampu taman, kamera, alat elektronik, ponsel, aksesori mobil atau motor.
7. Toko-toko di sepanjang Jl Surabaya, Jakarta Pusat. Menjual berbagai aksesori, perabot, koper, lampu, piringan hitam, dan lain-lain.
(Ira Nursita);editor:Dini;sumber:Majalah Sekar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar