Artis cantik Happy Salma telah resmi menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Max Kerthyasa atau biasa disapa Max atau Tjokorda Bagus atau Cok Gus pada hari Minggu, tanggal 3 Oktober 2010. Dan setelah resmi menjadi isteri Max atau Tjokorda Bagus, Happy Salma juga resmi mendapatkan gelar baru, yakni Jro Wanasari. Nama Happy Salma pun berubah menjadi Jro Happy Salma Wanasari. Menurut Happy, nama itu diberikan keluarga kerajaan Puri Ubud, setelah ia resmi diterima dalam keluarga besar kerajaan. "Katanya nama Jro Wanasari itu memiliki arti sari di dalam taman, sama seperti bahasa sunda Jro artinya juga di dalam," kata Happy Salma saat menggelar jumpa pers di Puri Ubud, Gianyar, Bali, Minggu (3/10/2010).
Hal tersebut dilakukan seperti umumnya dalam tradisi Hindu, jika ada warga non Bali yang menikah atau masuk dalam keluarga besar keturunan kerajaan, maka mendapat nama Jro atau gelar kenaikan kasta. Meski memiliki tambahan gelar kebangsawanan, namun Happy tetap akan memakai namanya yang sudah terlanjur dikenal orang. "Nama saya tetap Happy Salma, sebab kalau berubah nanti susah ngurus kontrak-kontraknya," candanya didampingi aktor senior Slamet Raharjo. Para artis atau selebritis yang hadir dalam resepsi pernikahan Happy Salma dengan Tjokorda Bagus ini antara lain Krisdayanti (KD) dengan Raul Lemos, Lulu Tobing, Dwi Sasono dengan Widi, Silvana Herman, Marcella Zalianty dengan Ananda Mikola, dan Paramitha Rusady dengan suami.
Meski memiliki suami dengan latar belakang adat dan budaya yang berbeda, namun Happy Salma mengaku bahagia dan ia menerima itu dengan santai. "Saya santai saja, disini saya lihat masyarakatnya suka bergotong royong seperti masyarkat Indonesia lainnya," ucapnya. Kini, setelah menjadi orang Bali, Happy pun pelan-pelan belajar memahami adat istiadat budaya suaminya yang dikenal memiliki kultur kuat itu. Lantas, kemana Happy Salma dan Max (Tjokorda Bagus) akan berbulan madu setelah menikah? Kabarnya, Happy Salma dan suaminya mendapatkan hadiah untuk merayakan bulan madu mereka ke Eropa dan juga mengelilingi laut Mediterania.
Masih soal perbedaan budaya, menurut Happy, keluarga besarnya di Sukabumi juga bisa memahami soal perbedaan kultur, adat dan budayanya dengan sang suami, sehingga ia yakin bisa menyesuaikan diri dengan kultur baru di lingkungan keluarga besar Max atau Tjokorda Bagus yang merupakan putra tokoh pariwisata Ubud Tjokorda Raka Kerthyasa yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Bali. "Dulu kalau buat prakarya nilai saya enam, ya sekarang mulai belajar lagi di sini," sambung Happy yang sebentar lagi akan bermain di gelar film SCTV berjudul "20 Wajah Indonesia" dimana ia berperan sebagai perempuan Bali.
Namun ketika disinggung soal keyakinan yang kini dianutnya, Happy Salma dan Tjokorda Bagus sepakat merahasiakan hal tersebut dari publik. "Soal keyakinan, menurut saya itu menjadi masalah pribadi kami berdua, "aku Happy Salma didampingi Cok Gus, suaminya dalam jumpa pers di Puri Ubud, Gianyar, Bali, Minggu (3/10/2010).
Happy mengaku prihatin dengan banyaknya konflik-konflik sosial dan kerusuhan yang terjadi di negara ini, yang justru dipicu oleh perbedaan keyakinan. "Saya prihatin dengan kondisi bangsa, demi menjaga rasa dan keamanan bangsa ini, saya tidak ingin nantinya ada pihak yang tidak bisa menerima, karena itu mohon bisa menghormati kami," akunya.
Happy Salma menegaskan bahwa masalah agama yang dianutnya adalah sebuah privacy atau hak pribadi. Ia dan suami sepakat tidak akan mengungkapkannya kepada publik. "Saya ingin menggunakan hak saya, saya tidak ingin membahas apapun hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan," pinta Happy Salma yang mengenakan baju adat Bali itu. "Sekali lagi menyangkut keyakinan saya, saya minta tolong hormati kami dan saya tidak ingin membahas SARA," ucap pemain teater dan film layar lebar ini.
Happy Salma juga tidak akan mau mengomentari pertanyaan mengenai agama yang dianutnya setelah dipersunting Tjokorda Bagus, yang notabene seorang pria Hindu Bali berdarah campuran Australia itu. Soal prosesi pernikahan yang dijalani secara Hindu, Happy mengaku senang menjalaninya. "Apa salahnya, dalam prosesi perkawinan ini, saya harus menjalaninya, ya semua bergantung pada bagaimana yang menjalani," ucap Happy Salma yang lahir pada tanggal 4 Januari 1980 ini.
Happy Salma kembali menegaskan soal proses pernikahannya yang dijalani secara agama Hindu adalah bagian yang harus diikuti dan ia dan keluarga besarnya juga tidak mempermasalahkan. Sebagainana dirinya memiliki prosesi adat Sunda, hal itu juga tidak menjadi masalah buat keluarga Tjokorda Bagus. "Sekali lagi, ada hal-hal yang menjadi sesuatu rahasia kami berdua, kami punya hak pribadi ini bagian dari hak privacy kami," tegasnya. Karena ia ingin haknya dihormati, Happy pun menghormati hak pribadi orang lain untuk menentukan hidup dan keyakinan yang ingin dianutnya.
foto:rahmat(okezone)
Meski memiliki suami dengan latar belakang adat dan budaya yang berbeda, namun Happy Salma mengaku bahagia dan ia menerima itu dengan santai. "Saya santai saja, disini saya lihat masyarakatnya suka bergotong royong seperti masyarkat Indonesia lainnya," ucapnya. Kini, setelah menjadi orang Bali, Happy pun pelan-pelan belajar memahami adat istiadat budaya suaminya yang dikenal memiliki kultur kuat itu. Lantas, kemana Happy Salma dan Max (Tjokorda Bagus) akan berbulan madu setelah menikah? Kabarnya, Happy Salma dan suaminya mendapatkan hadiah untuk merayakan bulan madu mereka ke Eropa dan juga mengelilingi laut Mediterania.
Masih soal perbedaan budaya, menurut Happy, keluarga besarnya di Sukabumi juga bisa memahami soal perbedaan kultur, adat dan budayanya dengan sang suami, sehingga ia yakin bisa menyesuaikan diri dengan kultur baru di lingkungan keluarga besar Max atau Tjokorda Bagus yang merupakan putra tokoh pariwisata Ubud Tjokorda Raka Kerthyasa yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Bali. "Dulu kalau buat prakarya nilai saya enam, ya sekarang mulai belajar lagi di sini," sambung Happy yang sebentar lagi akan bermain di gelar film SCTV berjudul "20 Wajah Indonesia" dimana ia berperan sebagai perempuan Bali.
Namun ketika disinggung soal keyakinan yang kini dianutnya, Happy Salma dan Tjokorda Bagus sepakat merahasiakan hal tersebut dari publik. "Soal keyakinan, menurut saya itu menjadi masalah pribadi kami berdua, "aku Happy Salma didampingi Cok Gus, suaminya dalam jumpa pers di Puri Ubud, Gianyar, Bali, Minggu (3/10/2010).
Happy mengaku prihatin dengan banyaknya konflik-konflik sosial dan kerusuhan yang terjadi di negara ini, yang justru dipicu oleh perbedaan keyakinan. "Saya prihatin dengan kondisi bangsa, demi menjaga rasa dan keamanan bangsa ini, saya tidak ingin nantinya ada pihak yang tidak bisa menerima, karena itu mohon bisa menghormati kami," akunya.
Happy Salma menegaskan bahwa masalah agama yang dianutnya adalah sebuah privacy atau hak pribadi. Ia dan suami sepakat tidak akan mengungkapkannya kepada publik. "Saya ingin menggunakan hak saya, saya tidak ingin membahas apapun hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan," pinta Happy Salma yang mengenakan baju adat Bali itu. "Sekali lagi menyangkut keyakinan saya, saya minta tolong hormati kami dan saya tidak ingin membahas SARA," ucap pemain teater dan film layar lebar ini.
Happy Salma juga tidak akan mau mengomentari pertanyaan mengenai agama yang dianutnya setelah dipersunting Tjokorda Bagus, yang notabene seorang pria Hindu Bali berdarah campuran Australia itu. Soal prosesi pernikahan yang dijalani secara Hindu, Happy mengaku senang menjalaninya. "Apa salahnya, dalam prosesi perkawinan ini, saya harus menjalaninya, ya semua bergantung pada bagaimana yang menjalani," ucap Happy Salma yang lahir pada tanggal 4 Januari 1980 ini.
Happy Salma kembali menegaskan soal proses pernikahannya yang dijalani secara agama Hindu adalah bagian yang harus diikuti dan ia dan keluarga besarnya juga tidak mempermasalahkan. Sebagainana dirinya memiliki prosesi adat Sunda, hal itu juga tidak menjadi masalah buat keluarga Tjokorda Bagus. "Sekali lagi, ada hal-hal yang menjadi sesuatu rahasia kami berdua, kami punya hak pribadi ini bagian dari hak privacy kami," tegasnya. Karena ia ingin haknya dihormati, Happy pun menghormati hak pribadi orang lain untuk menentukan hidup dan keyakinan yang ingin dianutnya.
saya sangat apreciate dengan cara happy yg sangat santun dalam berbudi bahasa,...jangan agama dijadikan tolak ukur,....do your best happy salma......orang yg berkoar koer mempermasalahkan agama adalah org yg sangat dangkat wawasan dalam bersosial dan bermasyarakat......someone