Tersangka pengeboman di kawasan Mega Kuningan Jakarta yang diketahui bernama Nur Hasbi alias Nuri Hadi alias Nur Sahid (Nur Syahid) yang belakangan disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri di salah satu dari dua hotel di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat lalu sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Sabtu kemarin, polisi telah mendatangi rumah keluarganya di Kampung Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah. Kedatangan polisi ini dibenarkan Kepala Dusun Katekan, Kukuh Riyanto. Dan hari ini rencananya keluarga Nur Hasbi akan di bawa ke Jakarta guna menjalani tes DNA. Keluarga Nur Hasbi menjalani tes DNA ini untuk keperluan penyelidikan selanjutnya. Nur Hasbi sendiri adalah anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Muh Nur dan Tumini. Saat ini di rumah di Kampung Katekan hanya ada Udi Masud, adik Nur Hasbi. Sementara kedua orang tua mereka sejak kemarin sudah tidak ada di rumah tanpa diketahui keberadaannya. Para tetangga enggan memberi keterangan. Mereka tak yakin jika Nur Hasbi yang tinggal di kampung mereka adalah pelaku bom bunuh diri di Jakarta
Sementara itu Ketua Gerakan Umat Islam Indonesia, Abdurrahman Assegaf yang menyatakan bahwa Nur Hasbi alias Nuri Hadi alias Nur Syahid adalah salah satu santri di Pondok Pesantren Al-Mukmin dianggap pihak Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah sebagai sebuah fitnah. Pembantu Direktur Pesantren Al Mukmin, Sholeh Ibrahim membantah pelaku bom bunuh di Hotel JW Marriot adalah lulusan pesantren tersebut. Sebab, dalam buku induk dan buku daftar lulusan pesantren tersebut tidak terdapat nama Nur Hasbi atau Nur Hasdi maupun Nur Syahid seperti yang dinyatakan Abdurrahman Assegaf. Karena itulah, Sholeh meminta Abdurrahman bertemu pengurus Ponpes Al Mukmin dan meminta maaf. Jika tidak, Ponpes akan membahas langkah lebih lanjut untuk mengambil sikap atas pernyataan Abdurrahman. Sebelumnya, Abdurrahman menyatakan pelaku bom JW Marriott adalah lulusan Ponpes Al Mukmin asuhan ustad Abubakar Baasyir. Pihak Pondok Pesantren menyangkal hal ini karena pernyataan Abdurrahman memang benar benar tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Sementara itu Ketua Gerakan Umat Islam Indonesia, Abdurrahman Assegaf yang menyatakan bahwa Nur Hasbi alias Nuri Hadi alias Nur Syahid adalah salah satu santri di Pondok Pesantren Al-Mukmin dianggap pihak Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah sebagai sebuah fitnah. Pembantu Direktur Pesantren Al Mukmin, Sholeh Ibrahim membantah pelaku bom bunuh di Hotel JW Marriot adalah lulusan pesantren tersebut. Sebab, dalam buku induk dan buku daftar lulusan pesantren tersebut tidak terdapat nama Nur Hasbi atau Nur Hasdi maupun Nur Syahid seperti yang dinyatakan Abdurrahman Assegaf. Karena itulah, Sholeh meminta Abdurrahman bertemu pengurus Ponpes Al Mukmin dan meminta maaf. Jika tidak, Ponpes akan membahas langkah lebih lanjut untuk mengambil sikap atas pernyataan Abdurrahman. Sebelumnya, Abdurrahman menyatakan pelaku bom JW Marriott adalah lulusan Ponpes Al Mukmin asuhan ustad Abubakar Baasyir. Pihak Pondok Pesantren menyangkal hal ini karena pernyataan Abdurrahman memang benar benar tidak dapat dibuktikan kebenarannya.