Sekitar 500 santriawan dan santriwati Pondok Pesantren Daar Al-Qolam Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang diserang demam massal. Dugaan sementara para santri yang tinggal dalam satu asrama itu terkena virus flu babi atau H1N1. Mereka kini diisolasi di pondok pesantren dan tidak boleh dikunjungi oleh pihak lain. Bahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat sudah membagikan Tamiflu kepada santri yang terkena demam. "Dugaan sementara mereka (santri) terkena susfect flu babi", kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hani Haryanto. "Kami sudah periksa sampel, kalau ada yang positif terkena flu babi kita akan berikan semua santri tamiflu", ujar Hani. Menurut Hani para santri tersebut mengalami demam tinggi dan flu sejak 14 Juli 2009 lalu ketika dimulainya kegiatan pesantren", katanya.
Hani menambahkan "Pada Rabu 15 Juli 2009 petugas segera mengambil sampel darah. Dari ratusan siswa yang demam, sebanyak 80 an diantaranya menunjukkan gejala menderita virus flu babi. Gejalanya menunjukkan ke arah itu tapi kita belum bisa pastikan", imbuhnya. Daar Al-Qolam termasuk Pondok Pesantren terbesar di wilayah Tangerang dengan jumlah santri sekitar 300 santri. Menurut Hani pihaknya kini meningkatkan kewaspadaan terhadap santri yang sakit. Di pondok tersebut terdapat klinik dan tenaga dokter serta perawat sehingga petugas dinas kesehatan lebih mudah melakukan koordinasi. "Kami masih menunggu hasil sampel darah dari Depkes dan baru akan melakukan kewaspadaan terhadap santri lain agar tidak ikut tertular", pungkasnya.
Hani menambahkan "Pada Rabu 15 Juli 2009 petugas segera mengambil sampel darah. Dari ratusan siswa yang demam, sebanyak 80 an diantaranya menunjukkan gejala menderita virus flu babi. Gejalanya menunjukkan ke arah itu tapi kita belum bisa pastikan", imbuhnya. Daar Al-Qolam termasuk Pondok Pesantren terbesar di wilayah Tangerang dengan jumlah santri sekitar 300 santri. Menurut Hani pihaknya kini meningkatkan kewaspadaan terhadap santri yang sakit. Di pondok tersebut terdapat klinik dan tenaga dokter serta perawat sehingga petugas dinas kesehatan lebih mudah melakukan koordinasi. "Kami masih menunggu hasil sampel darah dari Depkes dan baru akan melakukan kewaspadaan terhadap santri lain agar tidak ikut tertular", pungkasnya.